SultengTerkini.Com, PALU– Presiden Komisaris PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Halim Mina memberikan kuliah umum di aula Media Center Universitas Tadulako (Untad), Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (28/8/2019).
Di depan ribuan mahasiswa dan dosen Untad itu, Halim Mina menyampaikan kuliah umum tentang peluang dan tantangan generasi milenial di era revolusi industri 4.0.
Dalam kesempatan itu, dia pun berbagi pengalamannya dalam kesuksesannya membangun perusahaan industri tambang di Kabupaten Morowali seperti PT Bintang Delapan Mineral (BDM).
Dimana saat itu awal dimulainya dibangun perusahaan tambang di Morowali berjalan sulit dan melalui proses yang begitu panjang dan melelahkan.
Halim Mina mengatakan, PT BDM memulai eksplorasi IUP tambang nikel di Morowali seluas 47.000 hektare pada tahun 2007.
Dengan proses hilirisasi bahan mentah nikel, BDM bersama Tsinghan Group China mulai membangun kawasan industri hilir nikel di Kecamatan Bahodopi, Morowali sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009.
Pengelolaan tambang dan proses reklamasi selalu memperoleh predikat “proper biru” dari pemerintah. Pelestarian lingkungan adalah penting untuk generasi akan datang, kata Halim Mina.
Sementara di dalam kawasan industri PT IMIP dengan luas 2.000 hektare dibangun smelter nikel dengan produksi Nickel Pig Iron atau NPI 2,5 juta MT per tahun, 3 juta stainless steel dalam bentuk HRC 2,5 juta MT per tahun dan CRC 0,5 juta per tahun.
Menurutnya, kapasitas produksi stainless di Morowali merupakan salah satu terbesar di dunia dan pertama di Indonesia.
Ia menuturkan, kawasan IMIP dengan 14 perusahaan tenant memiliki karyawan langsung 33 ribu orang, karyawan tidak langsung sekitar 20 ribu orang, terdiri dari kontraktor, supplier, dan usaha yang berkembang.
IMIP sebagai kawasan bukan berbisnis tanah sebagaimana lazimnya kawasan industri, namun membangun industri dalam kawasan secara terintegrasi.
Ia menyebutkan, beberapa infrastruktur yang dibangun oleh IMIP saat ini adalah PLTU, pelabuhan laut, dan bandara khusus kawasan IMIP.
Halim juga menyebutkan berbagai lini bisnis yang dijalaninya mulai dari Kimia (PT Dover Chemical), logistik Exxon Mobil, Kebun Anggrek Bulan di Cianjur, terbesar di Indonesia pada tahun 1996, hydraulic pump unit sebagai pengganti pompa angguk dalam tambang minyak, PT Expertest.
Kemudian pertambangan nikel PT Bintang Delapan Mineral, industri hilir nikel sampai dengan produksi stainless steel, PT IMIP dan tenants.
“Semua bidang usaha tersebut dikelola dengan manajemen modern, efisien dengan daya saing tinggi,” tutur Halim Mina.
Oleh karenanya kata Halim Mina, generasi milenial saat ini harus cerdas menangkap peluang dalam menciptakan lapangan pekerjaan melalui dukungan teknologi internet yang canggih.
Ada empat pekerjaan hits di kalangan generasi milenial diyakni selebgram, youtuber, influencer, dan endorser.
“Jadi youtuber itu sekarang keren dan luar biasa, cuma sesuatu yang instan itu tidak bertahan lama, itu aja. Saya lebih senang (kalau) melalui kerja keras,” tegas Halim Mina yang disambut tepuk tangan dari para mahasiswa dan dosen.
Bagi Halim Mina, ada tiga prinsip dasar hidup dan usaha yakni unity (kesatuan), purity (kemurnian), dan divinity (keilahian atau ketuhanan).
Ia menambahkan, pihak PT IMIP tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal asal Kabupaten Morowali kemudian berkembang ke Provinsi Sulteng lalu ke wilayah lainnya, termasuk memberikan peluang pekerjaan yang sama bagi lulusan Untad.
“Adalah kita kasih full sedikit, tapi tidak bisa membesar,” katanya.
Ia mempersilakan bagi mereka yang ingin menjadi tenaga kerja di perusahaan tambang tersebut, asalkan memenuhi standar dan kualifikasi sesuai kebutuhan, tentu akan diterima.
Dalam hal penerimaan tenaga kerja, pihak PT IMIP juga membuka lowongan kerja secara luas melalui internet.
“Sekarang tidak usah repot-repot lagi untuk keluarkan biaya transportasi dan lain-lain, cukup melalui teknologi internet, kita sudah bisa menjangkau semuanya,” katanya.
“Terkadang sesuatu terjadi tidak sesuai harapan, jangan berkecil hati, dan tetap berjuang. Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan, jangan takut mencoba!,” pungkas Halim Mina.
Sementara itu, Rektor Untad Mahfudz menyampaikan ucapan terima kasih kepada Halim Mina atas kehadirannya dalam memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa dan dosen.
Menurutnya, tujuannya itu dalam rangka memberikan spirit kepada para mahasiswa bahwa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 tidak boleh pesimis.
“Anda harus siap menghadapinya, tentu, caranya seperti yang disampaikan Pak Halim jangan gunakan HP hanya untuk WA (WhatsApp), silakan searching informasi seluas-luasnya dalam dunia maya, disitu banyak peluang yang bisa kita dapatkan,” katanya.
Mahfudz menuturkan, Untad juga berkomitmen mewujudkan kerjasama dengan PT IMIP itu untuk menghasilkan sesuatu yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Kegiatan kuliah umum itu diakhiri dengan penyerahan cenderamata oleh kedua belah pihak yang sebelumnya diawali dengan penandatanganan kerjasama antara pihak PT IMIP dengan Kampus Untad. CAL
Komentar