Sekprov Sulteng Sebut Tingginya Perkawinan Anak juga Berkontribusi terhadap Stunting

WhatsApp Image 2019-09-05 at 14.54.46
RAPAT konsultasi Tim Penggerak PKK Tahun 2019 di sebuah hotel Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, Rabu (4/9/2019) malam. FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Persoalan stunting (kekerdilan) pada balita masih menjadi Pekerjaan Rumah utama bagi pembangunan kesehatan di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menjadikannya tema rapat konsultasi Tim Penggerak PKK Tahun 2019 yaitu “Peran TP-PKK dalam Pencegahan Stunting Melalui 10 Program Pokok PKK”.
Pada pembukaan acara di sebuah hotel Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, Rabu (4/9/2019) malam, gubernur yang diwakili Sekretaris Provinsi (Sekprov) Mohammad Hidayat Lamakarate menuturkan, selain gizi buruk, tingginya perkawinan anak juga berkontribusi terhadap stunting.

“Ini jadi sasaran kita untuk menekan persentase stunting di Sulawesi Tengah dan saya kira jika semua kabupaten/kota di bawah dukungan PKK, maka kita bisa mengatasi stunting,” harapnya.

Optimisme tersebut cukup beralasan karena pertama, adanya keterkaitan program organisasi perangkat daerah (OPD) dengan program PKK yang memungkinkan terciptanya sinergitas.

Kedua, karena PKK memiliki struktur lembaga dan keanggotaan dari pusat sampai ke desa.

“Sinergitas TP-PKK dapat mendorong para keluarga prasejahtera di pedesaan untuk lebih berperan aktif, tidak hanya diam melihat proses-proses pembangunan, tapi kini mesti jadi pelaku pembangunan yang responsif,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua TP-PKK Sulteng Zalzulmida A Djanggola menyatakan kesiapan para kadernya membantu pemerintah daerah mengatasi stunting lewat pelaksanaan 10 program pokok.

Dia juga berharap OPD memberi pembekalan teknis ke para kader sebagai wujud fasilitasi kemitraan.

“Bila pemerintah ingin sukses, maka sentuhlah pengurusnya supaya bisa sampai ke akar rumput masyarakat,” katanya. CAL

Komentar