Sigi Diguyur Hujan Es Batu, Ini Kata BMKG

WhatsApp Image 2019-09-07 at 20.13.08
BUTIRAN es batu yang dikumpulkan warga di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. FOTO: IST

SultengTerkini.Com, SIGI– Hujan es batu mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (7/9/2019) siang.

Kapolres Sigi AKBP Wawan Sumantri mengatakan, berdasarkan informasi dari warga setempat bahwa pada sekira jam 14.00 Wita terjadi hujan yang disertai es batu kurang lebih sekitar 15 menit.

Mendapat informasi tersebut, Kapolsek Palolo, Iptu J Sagala bersama anggota Reserse Kriminal mendatangi lokasi hujan es batu di Desa Tanah Harapan dan bertemu langsung dengan Fitje Toding.

Kepada polisi, Fitje mengatakan, terjadi hujan es batu di rumahnya berlangsung sekira lebih dari 15 menit.

Adapun wilayah yang sempat diguyur hujan es batu di Kecamatan Palolo yakni Desa Tanah Harapan, Rejeki, Sarumana, dan Desa Petimbe.

Hujan es tersebut tidak menimbulkan kerugian materi maupun korban jiwa, kata Kapolres Wawan Sumantri.

Lalu bagaimana tanggapan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palu?

BMKG menyatakan, pada citra satelit sejak pukul 13.30-14.00 WITA terlihat bahwa adanya pembentukan awan konvektif di wilayah Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Hal itu disampaikan Unit Analisa dan Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara SIS Al Jufri Palu Forecaster, Affan Nugraha Diharsya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9/2019).

Affan mengatakan, citra satelit memperlihatkan bahwa suhu di atmosfer yang diduga awan konvektif yaitu sebesar -41°C hingga 48°C.

Dia mengatakan, proses pembentukan awan konvektif ini terjadi mulai pada lapisan permukaan sampai pada ketinggian 10.519 meter yang terbaca pada pengamatan radiosonde pada Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara SIS Al Jufri Palu 7 September 2019 pukul 08.00 Wita.

Menurut Affan, pembentukan awan pada wilayah tersebut diduga melewati tahap deposisi yang sangat dingin yaitu proses perubahan fasa air menjadi fasa es melewati temperatur suhu hingga -40°C, sehingga butiran air yang seharusnya turun sebagai hujan, berubah menjadi butiran es.

Proses pembentukan butiran es ini didukung juga oleh kecepatan angin yang tidak terlalu kencang hingga lapisan 5.806 meter berkisar 3-10 knot.

“Kecepatan angin yang tidak terlalu kencang semakin mempermudah butiran air berubah menjadi butiran es dikarenakan oleh waktu tempuh butiran air menuju ke permukaaan tanah semakin lama, sehingga butiran air tersebut mengalami proses pembekuan di dalam awan hingga akhirnya menurunkan butiran es,” pungkas Affan Nugraha Diharsya. CAL

Komentar