Untuk Ketiga Kalinya Kontraktor PT USB Segel Huntara di Mamboro

WhatsApp Image 2019-09-24 at 19.53.36
PIHAK PT Unik Sejahtera Bersama kembali menyegel hunian sementara di belakang terminal Mamboro, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/9/2019). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Aksi penyegelan hunian sementara (huntara) di Kota Palu, Sulawesi Tengah oleh kontraktor kembali terjadi, Selasa (24/9/2019).
Kali ini huntara di belakang Terminal Induk Mamboro, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu.
Penyegelan itu sudah dilakukan berulang kali oleh pihak kontraktor PT Unik Sejahtera Bersama (USB) sebagai sub kontraktor (subkon) yang mengerjakan pembangunan huntara tersebut.

“Ini penyegelan yang ketiga kalinya karena hak kami belum diberikan sepenuhnya oleh PT Pembangunan Perumahan (PT PP),” kata Humas PT USB, Akbar Bustami kepada sejumlah jurnalis di lokasi penyegelan Huntara Mamboro.

Akbar menjelaskan, PT USB sebagai sub kontraktor atau subkon dari PT PP yang mengerjakan pembangunan fisik 20 unit huntara di Mamboro.

Namun hampir setahun pascagempa 28 September 2018 lalu hak PT USB yang tuntas menyelesaikan pembangunan huntara hingga kini belum juga tuntas.

Mereka menuntut sisa pembayaran yang belum dilunasi oleh PT PP selaku perusahaan BUMN yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menangani pembangunan huntara di Kelurahan Mamboro.

Aksi penyegelan itu dilakukan PT USB dengan cara memasang dua spanduk di dinding huntara yang masing-masing bertuliskan “PT PP Mana Tanggung Jawabmu Kami Butuh Bukti Bukan Janji Palsu” disertai tagar #savehuntaramamboro.

Kemudian pada spanduk kedua, pihak kontraktor menuliskan kalimat “Huntara Ini Disegel Sampai PT Pembangunan Menyelesaikan Kewajiban ke PT USB”.

Menurut Akbar, PT PP masih belum menyelesaikan kewajibannya melunasi sisa pembayaran yang nilainya berkisar Rp 300 juta.

Pihak PT PP sudah berjanji puluhan kali kepada PT USB untuk melunasi pembayaran, namun hingga kini tak kunjung terealisasi.

Akbar menambahkan, aspirasi PT USB sebenarnya adalah aspirasi yang mewakili masyarakat huntara.

Dia berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan Kota Palu agar daerah ini bisa bangkit pascabencana dengan memberikan anggaran yang lebih kepada kontraktor untuk menyelesaikan kewajibannya melunasi pembayaran.

“Kami pun masyarakat, kami pun butuh makan hari ini,” katanya.
Pihaknya juga mengaku sudah tidak mempercayai lagi janji-janji yang diberikan PT PP karena sudah lebih dari 10 kali.

“Kami sudah capek dijanji-janji. Penyegelan ini sebagai akumulasi kejengkelan kami terhadap PT PP yang belum menyelesaikan pelunasan pembayaran,” tegas Akbar Bustami. CAL

Komentar