September 2019, Kota Palu Alami Deflasi Sebesar 0,35 Persen

WhatsApp Image 2019-10-01 at 13.35.16
KEPALA Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, Faizal Anwar (kiri) saat jumpa pers di kantornya, Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Selasa (1/10/2019). FOTO: HAFSA

SultengTerkini.Com, PALU– Selama September 2019, Kota Palu di Sulawesi Tengah mengalami deflasi sebesar 0,35 persen yang dipengaruhi oleh indeks harga pada kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar masing-masing sebesar 3,60 persen dan 0,13 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Faizal Anwar saat jumpa pers di kantornya, Jalan Muhammad Yamin, Kota Palu, Selasa (1/10/2019).

Faizal mengatakan, deflasi Kota Palu sebesar 0,35 persen disumbangkan oleh andil negatif kelompok pengeluaran bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,77 persen dan 0,03 persen.

Menurutnya, deflasi ini juga dipicu dari penurunan indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar masing-masing sebesar 3,60 persen dan 0,13 persen.

Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,45 persen, diikuti oleh kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (1,27 persen), sandang (1,24 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,28 persen), serta kesehatan (0,22 persen).

Dia menambahkan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,45 persen, diikuti oleh kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (1,27 persen), sandang (1,24 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,28 persen), serta kesehatan (0,22 persen).

Faizal menuturkan, andil positif disumbangkan oleh kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,09 persen, kelompok sandang sebesar 0,07 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.

Dari 82 kota pantauan Indeks Harga Konsumen nasional, sebanyak 70 kota mengalami deflasi dan 12 kota mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,94 persen dan terendah di Kota Surabaya sebesar 0,02 persen. SAH

Komentar