Islamic Relief Worldwide Salurkan Bantuan kepada 3.613 KK Korban Gempa Palu dan Sigi

WhatsApp Image 2019-10-18 at 17.38.31
GUBERNUR Sulawesi Tengah Longki Djanggola menerima cenderamata dari Islamic Relief Worldwide pada acara penyaluran bantuan bagi para korban gempa di Kota Palu dan Kabupaten Sigi bertempat di Lapangan Tenis Tenda Turki Balaroa, Jumat (18/10/2019). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Islamic Relief Worldwide di Indonesia mulai mengadakan kegiatan bazzar untuk program bantuan non tunai bagi 3.613 Kepala Keluarga (KK) penyintas bencana gempa di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai upaya untuk memulihkan mata penghidupan mereka yang bekerja sebagai pedagang kecil, petani, peternak, penjahit, bengkel, dan usaha masyarakat lainnya.

Penyaluran bantuan ini resmi dimulai oleh Gubernur Sulteng Longki Djanggola di Lapangan Tenis Tenda Turki Balaroa, Kota Palu, Jumat (18/10/2019).

Program bantuan ini juga bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai penyedia kartu uang elektronik BRIZZI, yang menjadi alat pembayaran dan dengan melibatkan 35 pedagang kecil dan grosir dengan total nilai bantuan sebesar Rp 10.004.000.000.

“Metoda distribusi ini disebut dengan MBICT4D (Market Banking Information Communication Technology for Disaster). Metode ini sudah dilaksanakan di Papua, Jawa Timur, Banten, Jakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah dengan hasil yang baik,” kata Nanang S Dirja, Country Director Islamic Relief Worldwide di Indonesia.

“Kemudian sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan bekerja sama dengan pedagang kecil yang terdampak bencana tetapi memiliki semangat untuk bangkit kembali.  Mereka diberikan peran sebagai Point of Sale (POS yang akan  menyediakan barang barang yang dibutuhkan oleh para penerima manfaat),” kata Nanang.

Jadi menurutnya, Islamic Relief, Konsepsi dan Bank BRI akan menghubungkan POS ini dengan para pedagang grosir agar POS ini diberikan kepercayaan untuk penyediaan barang-barang tersebut.

Acara ini dibuka oleh CEO Islamic Relief Worldwide, Nasereldin Ahmed Haghamed yang berkunjung langsung dari Birmingham, Inggris ke Palu, untuk dapat mengikuti program Islamic Relief yang sedang berlangsung di Sulawesi Tengah.

Dengan mempedomani ajaran Al Quran dan Sunnah nabi, Islamic Relief Worldwide adalah organisasi kemanusiaan telah membantu jutaan masyarakat miskin dan yang menderita terkena bencana di 40 negara di dunia.

Visinya adalah mewujudkan sebuah dunia di mana kepedulian antar sesama diberdayakan dengan landasan nilai-nilai ketulusan, keunggulan, kasih sayang, keadilan dan kepercayaan, ujar Nasereldin, disela sela acara bazzar.

Nasereldin mengatakan, gempa bermagnitudo 7.4 telah memicu tsunami dan likuefaksi yang merenggut jiwa lebih dari 2,113 orang sesuai data BNPB dan menghancurkan ribuan bangunan, termasuk kantor pemerintah dan rumah tinggal.

Dia mengatakan, Islamic Relief Worldwide hadir dan memberikan upaya tanggap bencana sejak keadan darurat dimulai dengan prinsip Saving Lives (penyelamatan) dan kemudian dilanjutkan dengan pemulihan dengan prinsip Build Back Better (bangkit lebih baik dari sebelumnya), sehingga kehadirannya di Sulteng ini dapat dikatakan tidak hanya merespon bencana, tetapi juga memulihkan masyarakat terdampak di Palu dan Sigi untuk bangkit.

Bazzar yang berlangsung mulai dari 18 Oktober 2019 di Balaroa ini akan dilanjutkan di tempat lainnya seperti di Kelurahan Kabonena, Langaleso di Kota Palu, lalu di Desa Lolu, Mpanau, Jono Oge dan lainnya di Kabupaten Sigi.

Bazaar diikuti oleh lima POS di setiap desa atau kelurahan dan lima vendor yang menyediakan bermacam komoditas yang dibutuhkan masyarakat, mulai dari sembako, bahan bangunan, elektronik, perbengkelan, alat pertukangan, pertanian, jahit, bahkan bahan, dan alat usaha laundry.

Selepas kegiatan Bazaar diharapkan para penyintas bencana ini dapat memulai usaha kembali.

Sebagai kelanjutannya, Islamic Relief akan menyediakan berbagai pelatihan seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan pembukuan, dan pelatihan perencanaan pengembangan bisnis.

Selanjutnya kepada mereka yang sungguh-sungguh dan berpotensi untuk mengembangkan usahanya lebih besar, Islamic Relief menyediakan hibah bergulir senilai Rp 1 miliar yang akan dikelola oleh masyarakat sendiri melalui koperasi Syariah.

Sementara itu, Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah memfasilitasi inisiasi bantuan nontunai dari Yayasan Islamic Relief senilai total Rp 10 miliar bagi 3.613 penyintas bencana 28 September 2018 di Kota Palu dan Kabupaten Sigi.

“Stimulan yang ditujukan kepada pelaku-pelaku usaha kecil dan menengah di Palu dan Sigi, saya nilai memiliki korelasi yang kuat terhadap progres rehabilitasi perekonomian warga pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018,” katanya.

Olehnya Gubernur Longki bersyukur atas penyaluran bantuan nontunai ini guna memutar kembali roda ekonomi dan meningkatkan jiwa wirausaha penyintas.

“Semoga stimulan jadi pelipur lara supaya warga bisa bangkit dan bersemangat lagi mengelola usahanya,” katanya. CAL

Komentar