Buka Rakor, Gubernur Sulteng Ajak OPD Sukseskan Program Penanggulangan Stunting

WhatsApp Image 2019-10-22 at 16.57.10
GUBERNUR Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola dalam sambutannya pada acara pembukaan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Stunting di Sulteng bertempat di salah satu hotel Palu, Selasa (22/10/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit penyakit seperti jantung, hipertensi dan lain-lain. Tidak hanya itu, stunting juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola dalam sambutannya pada acara pembukaan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Stunting di Sulteng bertempat di salah satu hotel Palu, Selasa (22/10/2019).

“Bisa dibayangkan bagaimana kondisi sumber daya manusia di masa mendatang jika saat ini banyak anak yang menderita stunting, bisa dipastikan bangsa ini tidak akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global,” kata gubernur.

Dia mengatakan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir angka stunting berhasil diturunkan.

Akan tetapi katanya, penurunannya masih di atas angka ambang batas WHO yaitu 20% berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 prevalensi hipertensi nasional berada di angka 30,8% atau lebih kecil dari tahun 2013 sebesar 37,2%.

Dari sumber yang sama prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang di Sulteng tahun 2018 tercatat sebesar 19,7%, ini menurun daripada hasil Riskesdas 2013 yakni sebesar 24%.

Sementara prevalensi balita pendek dan sangat pendek pun juga ikut menurun dari 41% menjadi 32,3%, tetapi prevalensi balita kurus dan sangat kurus justru yang mengalami peningkatan dari 9,4% menjadi 12,8%.

Untuk itu kata Gubernur Longki, untuk mencegah hal itu pemerintah telah mencanangkan program intervensi pencegahan stunting terintegrasi yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga dan pada tahun 2018 yang lalu sudah ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi penurunan stunting dan jumlah ini akan bertambah sebanyak enam kabupaten di tahun berikutnya.

Di Sulawesi Tengah, kabupaten yang jadi lokus stunting tahun 2018 adalah Kabupaten Banggai, kemudian tahun ini adalah Kabupaten Parigi Moutong dan tahun depan adalah Kabupaten Morowali dan Sigi.

Lewat kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat efektif menekan prevalensi stunting di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, sehingga dapat memenuhi target tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2025 yaitu angka stunting menurun hingga 40%.

“Oleh karena itu saya mengajak OPD (organisasi perangkat daerah) beserta mitra kerja untuk berperan serta menyukseskan program terobosan dalam rangka penanggulangan dan percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tengah,” pungkas Gubernur Longki. CAL

Komentar