Asisten Mulyono: Penyakit Tidak Menular Penyebab Terbanyak Kematian di Dunia

WhatsApp Image 2019-11-09 at 12.52.14
KEGIATAN pembukaan Professional General Practitioner’s Exhibition & Training (PGP Extra) ke 10 Tahun 2019 di sebuah hotel Jalan Malonda, Sabtu (9/11/2019). FOTO: HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU– Sebagai negara berkembang, Indonesia tengah menghadapi beban ganda penyakit, baik dari penyakit menular maupun tidak menular. Khususnya penyakit tidak menular atau PTM setelah diteliti para ahli adalah pemicu 80 % kematian penduduk dunia tiap tahunnya.

Merespon ancaman ini, maka disepakati strategi pengendalian PTM sebagai prioritas tujuan pembangunan berkelanjutan 2030.

“Kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah,” ungkap Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Mulyono dalam kata sambutan Gubernur Longki pada pembukaan Professional General Practitioner’s Exhibition & Training (PGP Extra) ke 10 Tahun 2019 di sebuah hotel Jalan Malonda, Sabtu (9/11/2019).

Dia mengatakan, peningkatan ancaman PTM ditengarai perubahan lingkungan dan perilaku masyarakat serta ditambah sejumlah faktor risiko.

“Meningkatnya tekanan darah, gula darah, obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan merokok serta (minum) alkohol,” sebutnya satu per satu terkait faktor-faktor risiko penyebab PTM.

Kegiatan simposium yang rutin digelar tiap tahun oleh Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sulteng lalu diharapnya jadi wahana penyegaran dan peningkatan kompetensi dokter umum sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan primer dalam menekan PTM dan mewujudkan perlindungan kesehatan semesta di era revolusi industri 4.0.

“Perbanyaklah belajar menguasai teknologi baru supaya tidak ketinggalan dengan teman-teman dokter lainnya,” ujarnya ke peserta.

Sementara itu, Ketua PDUI Sulteng, dr Ketut Suarayasa dalam sambutannya mengatakan, hanya PDUI cabang Sulteng yang paling konsisten menggelar giat PGP sejak pertama kali wadah berhimpun dokter umum ini dibentuk tahun 2010 di tiap provinsi.

“Kita lengkapi sejawat (dokter umum) dengan kompetensi agar mutu pelayanan dan keselamatan pasien tercapai,” katanya tentang tujuan PGP Extra.

Untuk jilid selanjutnya dia berencana membuat secara online supaya para dokter di kabupaten dapat ikut serta tanpa harus meninggalkan tempatnya masing-masing.

Pada kesempatan itu, panitia PGP Extra menobatkan tiga orang dokter senior di Sulteng sebagai penerima anugerah lifetime achievement yaitu dr Welly Hongkiriwang, dr Helen Mentong, dan dr Tato Ibrahim atas dedikasi ketiganya bagi kemajuan pengetahuan dan pengabdian dokter umum. CAL

Komentar