Peduli Kesejahteraan Honorer, ACT Salurkan Bantuan Bea Guru di Sulteng

WhatsApp Image 2019-12-05 at 16.40.13
SEJUMLAH siswi SMAN 3 Model Sigi bersama salah salah satu staf ACT Sulteng melakukan foto bersama setelah sejumlah guru honorer mereka mendapatkan bantuan bea guru, Kamis (5/12/2019). FOTO: CHANDRA ACT

SultengTerkini.Com, PALU– Lembaga kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak hanya pemulihan pascabencana di Sulawesi Tengah (Sulteng), namun juga fokus pada dunia pendidikan, termasuk kesejahteraan guru honorer.
Dari hasil asesmen ACT di sejumlah daerah Sulteng, masih banyak guru honorer yang ekonominya masih sangat minim. Apalagi guru honorer yang mengajar di daerah pelosok.

Melalui program Sahabat Guru Indonesia (SGI) yang digagas oleh Global Zakat-ACT, sebanyak 39 guru di Sulteng yang tersebar di Kabupaten Sigi, Tolitoli, Donggala, Parigi Moutong, dan Kota Palu mendapatkan bantuan bea guru.

Bantuan yang disalurkan ACT itu berupa biaya hidup guru senilai Rp 500 ribu per guru.

Setelah sebelumnya disalurkan di Kabupaten Tolitoli, Donggala, dan Kota Palu, Kamis (5/12/2019), giliran Kabupaten Sigi yang menjadi lokasi penyaluran bantuan bea guru.

Bertempat di SMA Negeri 3 Model Sigi, tim ACT Sulteng menyalurkan bantuan biaya hidup kepada tiga guru honorer.

Salah seorang guru honorer yang menjadi penerima manfaat di sekolah itu, Sri Wulan mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut.

Menurutnya bantuan ini diharapkan dapat menambah semangat para guru-guru honorer yang ekonominya memprihatinkan.

“Saya sangat merasa terbantu, yang tentunya bantuan ini saya akan gunakan sebaik mungkin untuk kepetingan pendidikan,” ungkapnya.

Staf Program ACT Cabang Sulteng, Mustafa mengatakan, guru yang mendapatkan bantuan bea guru itu sebelumnya didata langsung oleh ACT, termasuk melihat langsung kondisi ekonomi guru tersebut.

Alumni Pascasarjana Universitas Padjajaran ini juga mengatakan, dari hasil asesmen tim ACT di sejumlah wilayah Sulteng, masih banyak guru honorer yang hidupnya sangat memprihatinkan seperti di daerah-daerah pelosok.

“Bantuan bea guru itu diharapkan dapat meringakan beban para guru honorer, termasuk meningkatkan spirit mereka untuk mengajar para generasi bangsa,” katanya.

ACT terus berikhtiar agar penerima manfaat dari program SGI tersebut dapat bertambah dan menjangkau semua guru-guru honorer, khususnya yang tinggal di pelosok.

Program SGI diluncurkan pada 25 November 2019 lalu. Program tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi Global Zakat-ACT terhadap guru-guru di berbagai penjuru negeri yang telah mengabdikan dirinya untuk pendidikan meskipun bergaji rendah. CAL

Komentar