Raksasa Manufaktur China Investasi Rp120 Triliun di KEK Palu

KEK
CHAIRMAN China First Heavy Industries (CFHI) Co.Ltd, Liu Mingzhong bersama Gubernur Longki Djanggola disaksikan Walikota Palu Hidayat, menandatangani perjanjian investasi senilai Rp120 triliun. Investasi akan dilaksanakan bertahap sejak awal tahun depan. FOTO: DOK HUMAS

SultengTerkini.Com, PALU- Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China yang bernama China First Heavy Industries (CFHI) Co.Ltd,  bersedia berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, dengan nilai investasi sebesar Rp120 triliun. Investasi mulai diluncurkan secara bertahap tahun depan.

“Tahap pertama akan dikucurkan senilai 3 miliar Dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp40 triliun di bulan Januari 2020,”  kata Chairman CFHI,  Liu Mingzhong, Selasa (17/12/2019).

Menurutnya, CFHI perusahaan besar dan sudah lama berdiri.

“Kami merupakan perusahaan manufaktur yang terbesar di China,” katanya.

CFHI juga, kata Liu Mingzhong merupakan perusahaan yang memproduksi smelter terbesar di dunia, dan juga besi.

“Kami menguasai 70 persen pasar di China untuk hotroling mill,” katanya.

CFHI juga setara dengan perusahaan di Italia, Jepang dan Jerman. Sejumlah pekerjaan perusahaan Eropa itu dikerjakan oleh CFHI.

“Dengan kemampuan CFHI, kami menjadi supplier utama dan besar untuk equipment di sejumlah industri,” jelas Liu Mingzhong.

Untuk kapasitas produksi pressure vessel (peralatan industri kimia), kata dia, CFHI merupakan yang terbesar di dunia, karena Jepang baru memproduksi 1.500 ton, India 1.200 ton, sedangkan CFHI sudah mencapai 3 ribu ton.

Menurut dia, dengan kepasitas produksi 3 ribu ton itu, CFHI merupakan perusahaan terbesar untuk suplier pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia dan menjadi suplier utama manufaktur otomotif, pertahanan, pembangkit listrik dan pengelolaan air.

“Maka setelah kami melihat langsung kondisi Palu, lokasi KEK Palu dan segala kesiapannya, kami bersedia berinvestasi di KEK Palu dengan mengelola 1.500 hektare kawasan itu,” ujar Liu Mingzhong.

Direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST), Badan Pengelola dan Pembangunan KEK Palu, Andi Mulhanan Tombolotutu mengaku telah diundang ke kawasan industri CFHI di China untuk melihat langsung seluruh pabrik mereka.

Dan dalam rangkaian pertemuan itu, kata Andi Mulhanan, pihak CFHI akan bergerak cepat untuk membangun pabrik di KEK Palu.

“Diupayakan dalam enam bulan ke depan, CFHI telah mendirikan tiga industri utama dan pendukungnya. Tiga pabrik adalah industri logam dasar (besi, nikel dan tembaga),” kata Andi Mulhanan.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola merespon baik investasi CFHI di KEK Palu, karena pengelolaan kawasan itu telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 dan menjadi prioritas pengembangan berinvestasi.

Gubernur Longki Djanggola menambahkan, Investasi CFHI ini dilakukan dengan pola kerjasama bersama PT. BPST, yaitu bersama-sama mendirikan anak perusahaan baru untuk mengelola dan membangun infrastruktur KEK Palu.

Selanjutnya, PT. BPST menyediakan layanan pendukung yang mendukung pelaksanaan proyek. Sementara CFHI bertanggungjawab atas manajemen promosi dan operasional proyek di KEK Palu.

“Maka setelah penandatanganan LoI ini CFHI dan PT. BPST segera membentuk tim kerja untuk menyusun Memorandum of Understanding (MoU) antarkedua pihak terkait proyek tersebut,” jelas Gubernur.

Andi Mulhanan Tombolotutu mengatakan, perusahaan yang telah beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus Palu, yaitu PT Hong Thai Internasional yang bergerak di bidang pengolahan getah pinus, serta PT Asbuton Jaya Abadi yang berinvestasi di bidang perdagangan besar bahan bakar padat, cair dan gas.

“Kedua perusahaan itu sudah beroperasi lebih setahun lalu. PT Hong Thai itu sudah ekspor ke China, Thailand dan India,”  tutup Andi Mulhanan. CAL

Komentar