Jelang Natal, BI Siapkan Uang Tunai Rp1,56 Triliun

uang2
KEPALA Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Abdul Madjid Ikram menjelaskan tentang kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru 2020, Selasa (17/12/2019). FOTO: TRISNO BI

SultengTerkini.Com, PALU- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) menyiapkan uang tunai sebesar Rp1,56 triliun untuk mengantisipasi kebutuhan uang tunai jelang perayaan Natal dan tahun baru.

Kepala BI Perwakilan Sulteng, Abdul Madjid Ikram menuturkan, penyiapan uang tunai tersebut naik 25,56 persen dibanding kebutuhan uang pada Bulan Desember tahun lalu.

“Tahun lalu, kebutuhan uang pada Bulan Desember sebesar Rp1,24 triliun,” tutur Abdul Madjid Ikram.

Dia menambahkan, perbankan Sulteng menjamin ketersediaan uang layak edar melalui mesin ATM atau layanan perbankan lainnya.

Terkait dengan adanya libur hari raya dan libur nasional, lanjut Abdul Madjid, terjadi perubahan jam operasional BI. Pada tanggal 24 – 25 Desember, layanan BI ditiadakan. Namun sebelum tanggal itu, operasional sistem BI tetap berjalan normal, bahkan durasinya diperpanjang selama 60 menit.

Khusus pada tanggal 31 Desember, perpanjangan jam operasional sistem BI ditambah menjadi 150 menit.

Untuk transaksi operasi moneter rupiah dan valuta asing, seluruh kegiatannya ditiadakan pada tanggal 24 Desember 2019. Namun pada tanggal 26 Desember dan 31 Desember 2019, kegiatannya akan kembali berjalan normal.

WASPADAI UANG PALSU

Terkait dengan uang yang beredar di masyarakat, BI mengimbau agar masyarakat Sulteng tetap harus mewaspadai  kemungkinan adanya peredaran uang palsu. Selama 2019, BI telah menemukan 11 lembar uang palsu yang telah beredar di Kota Palu, Luwuk Kabupaten Banggai dan Kabupaten Donggala. Uang palsu ini terdiri dari pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu.

Peredaran uang palsu ini umumnya terjadi di stasiun pengisian bahan bakar, di pasar, di kios yang ramai antrian atau di kios yang minim penerangan.

Tiga cara terbaik untuk mengetahui keaslian uang rupiah adalah dengan cara dilihat, diraba dan diterawang. GUS

Komentar