SultengTerkini.Com, PALU– Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Polisi Syafril Nursal mengingatkan kepada seluruh personel Brimob di wilayahnya agar bersungguh-sungguh dalam Operasi Tinombala tahun 2020 dan tidak boleh gagal.
“Jangankan kalah, remis pun tidak boleh!,” tegas Kapolda Syafril Nursal dalam sambutannya saat pembukaan Latihan Pra Operasi (Latpraops) Tinombala tahun 2020 di lapangan markas Brimob Polda Sulteng, Kelurahan Mamboro, Kota Palu, Selasa (14/1/2020).
Selaku kapolda dirinya ingin mengakhiri dan tidak akan membiarkan ini berlarut-larut, menjadikan daerah ini sebagai daerah konflik.
“Kita harus
bersihkan!,” kata mantan Kapolres Lumajang dan Jember, Polda Jawa Timur itu.
Untuk itu kapolda meminta agar Operasi Tinombala ini dilakukan dengan cerdas,
tidak boleh emosi mulai dari soal yang berhubungan dengan teknis, taktis,
strategi, hingga siasat.
Orang pertama di Polda Sulteng itu meminta kepada para instruktur agar dipilih pasukan yang cerdas untuk melakukan itu.
“Jadi tidak boleh operasi ini dilakukan dengan emosi, sembarangan, asal-asalan. Sekali lagi saya meminta kepada seluruh personel berlatih dengan sungguh-sungguh untuk mengisi kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan operasi ini,” katanya.
Dia juga meminta kepada seluruh pejabat utama Polda Sulteng yang terkait untuk mendukung sepenuhnya operasi ini, baik itu menyangkut sistem, logistik, persenjataan, anggaran, dan lain sebagainya, agar operasi ini dijamin dapat dilaksanakan dengan baik.
Syafril Nursal berharap kepada seluruh personel Brimob agar menjadi pasukan yang dapat diandalkan, menjadi power on hand kapolda, kekuatan yang berada dalam genggaman tangan kapolda, setiap saat harus dapat digerakkan.
“Siang, malam, panas, hujan, tidak ada alasan untuk tidak dapat bergerak. Siap untuk melaksanakannya?,” kata kapolda yang kemudian secara serentak dijawab para pasukan upacara ‘siaappp’.
Kapolda mengatakan, pelaksanaan latihan praops ini merupakan sarana untuk peningkatan kemampuan personel Brimob Polda Sulteng yang akan dilaksanakan hingga 27 Januari 2020, dengan jumlah peserta sebanyak 120 personel.
Menurutnya, latihan pra ops ini juga merupakan bagian dari pembinaan satuan yang wajib untuk dilaksanakan sebagai bagian dari upaya memelihara kapabilitas dan kapasitas personel dalam menghadapi segala bentuk tantangan tugas, terutama dalam meningkatkan kesiapan guna mengejar serta menindak kelompok sipil bersenjata yang masih tersisa di wilayah Sulteng.
“Tanamkan moto lebih baik mandi keringat dalam latihan daripada mandi darah di medan pertempuran,” pungkas mantan Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri itu. CAL
Komentar