162 Penambang Tewas karena Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar

BENCANA longsor di tambang giok Myanmar. ©MYANMAR FIRE SERVICES DEPARTMENT/via REUTERS

SultengTerkini.Com, MYANMAR- Bencana tanah longsor di pertambangan batu giok di Myanmar Kamis kemarin menewaskan 162 penambang setelah timbunan limbah tanah luruh masuk ke sebuah danau hingga memicu gelombang lumpur dan air yang menimbun para penambang.Korban tewas dikhawatirkan lebih banyak lagi, kata pihak berwenang dan pencarian korban masih terus berlanjut.

Sekitar 12 jam setelah kejadian, Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar mengatakan mereka menemukan 162 jenazah dan 54 orang terluka sudah dibawa ke rumah sakit. Korban tewas akibat bencana ini diketahui yang terburuk di industri batu giok Myanmar selama ini setelah kejadian serupa pada 2015 menewaskan 113 orang.

“Para penambang ditimpa gelombang lumpur setelah hujan deras mengguyur kawasan itu,” kata Departemen Pemadam Kebakaran, seperti dilaporkan kantor berita the Associated Press dan dilansir laman NPR, Jumat (3/7). Reuters mengatakan korban sebagian besar adalah “pengais giok”–orang yang mengeruk-ngeruk tanah untuk mendapatkan bagian kecil batu giok.

Longsor ini terjadi di Negara Bagian Kachin, sekitar 965 kilometer sebelah utara Kota Yangon. Kachin adalah daerah yang dikenal dengan industri batu giok terbesar di dunia. Industri batu giok Myanmar diperkirakan senilai USD 31 miliar pada 2014.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan para penambang bergegas lari ke atas bukit untuk menghindari longsoran lumpur.

Maung Khaing, penambang berusia 38 tahun yang menyaksikan kecelakaan itu mengatakan kepada Reuters, dia sedang akan mengambil foto di lokasi itu ketika merasakan tanah di bawah kakinya akan roboh dan orang-orang mulai berteriak “lari, lari!”‘

Dalam hitungan menit orang-orang yang berada di bawah bukit langsung hilang terkubur,” kata dia kepada Reuters lewat telepon.

“Saya masih merinding,” kata dia. “Ada suara orang berteriak minta tolong di dalam lumpur tapi tak seorang pun bisa menolong.”

Menurut Reuters, pejabat setempat sudah memperingatkan penambang untuk tidak pergi ke pertambangan Kamis kemarin karena hujan sangat deras.

Lobang bekas galian tambang beberapa pekan belakangan menjadi telaga akibat hujan yang turun berhari-hari.

(sumber: merdeka.com)