SultengTerkini.Com, MOROWALI– Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, ada tren peningkatan investasi di luar Jawa, yang tumbuh sebesar 19,3 persen bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2019.
“Peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral pasca pelarangan ekspor bijih nikel,” jelas Bahlil Lahadalia saat melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Rabu (15/7/2020).
Dalam kunjungan itu juga, Bahlil Lahadalia ingin memastikan iklim investasi di kawasan industri PT IMIP dalam situasi kenormalan baru atau new normal.
Tak hanya itu, Ketua Umum HIPMI periode 2015-2019 itu juga ingin melihat langsung pembangunan pabrik baterai lithium berjalan dengan baik di kawasan industri PT IMIP.
Kunjungan kerja yang berlangsung singkat itu, Bahlil Lahadalia bersama tim BKPM pusat berkesempatan melihat maket plan proyek laterit nikel dengan metode hidrometalurgi di PT Huayue Nickel Cobalt. Proyek ini merupakan proyek pengolahan dan pemurnian laterit nikel dengan metode hidrometalurgi pertama di indonesia dengan luas lahan 188 hektare.
“Karena izinnya sebentar lagi akan masuk ke BKPM, olehnya itu kita ingin pastikan proyek ini sebelum Gubernur Sulawesi Tengah memberikan rekomendasi atas proyek ini,” kata Bahlil Lahadalia.
Berdasarkan data BKPM, Sulawesi Tengah berada pada peringkat sembilan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) periode triwulan I tahun 2020 dengan nilai 345,4 US Dollar.
Di hadapan Bupati Morowali, Taslim dan Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja yang mendampingi dalan kunjungan itu, Kepala BKPM menyampaikan bahwa daerah Morowali mempunyai daya saing investasi, khususnya di industri dalam negeri. Apalagi yang menyangkut hilirisasi industri nikel.
“Makanya pemerintah daerah juga harus mendukung dan sama-sama menjaga investasi di sini. Apalagi ini merupakan magnet serapan tenaga kerja bagi daerah,” kata Bahlil Lahadalia. CAL