SultengTerkini.Com, PARIMO– Proses pencarian terhadap seorang nelayan yang hilang di Perairan Teluk Tomini Desa Ampibabo Timur, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah memasuki hari ketujuh.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Andrias Hendrik Johannes selaku SMC mengatakan, tim SAR gabungan telah melakukan operasi selama tujuh hari.
Dia mengatakan, pada Jumat pagi kembali dilakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet di area pencarian seluas 21 nm.
Namun hingga pukul 17.00 Wita upaya pencarian oleh tim SAR gabungan tidak membuahkan hasil.
Menurutnya, berdasarkan standar operasional prosedur Basarnas terkait pencarian dan pertolongan, apabila operasi SAR telah memasuki hari ketujuh dan tidak ditemukan satupun petunjuk yang mengarah kepada penemuan korban, maka operasi SAR akan ditutup.
Namun kata dia, penutupan tersebut pihak Basarnas tidak serta merta lepas tangan.
“Tetap kami akan melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan pihak terkait ataupun masyarakat setempat, sehingga apabila ada informasi ataupun tanda-tanda penemuan korban, maka operasi SAR akan dibuka kembali,” tuturnya.
Penutupan operasi juga sudah disepakati oleh semua unsur SAR ataupun keluarga korban.
Penutupan operasi tersebut dilakukan setelah tim SAR gabungan melakukan evaluasi yang dipimpin oleh OSC, Ricky Mallawa.
Pihak keluarga selanjutnya menuturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pencarian korban Yurin.
“Dengan ditutupnya operasi, tim SAR gabungan kembali ke kesatuannya masing-masing,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (7/8/2020) sekira pukul 14.35 Wita korban Yurin (50) pergi melaut di Perairan Teluk Tomini, Parimo.
Keesokan harinya atau Sabtu (8/8/2020) pukul 15.00 Wita perahu korban ditemukan oleh nelayan dalam keadaan mesin masih hidup di Perairan Teluk Tomini sekitaran Desa Donggulu, Kecamatan Kasimbar, Parimo.
Selanjutnya perahu korban ditarik oleh nelayan ke Desa Ampibabo Timur. HAL