
SultengTerkini.Com, PALU– Yayasan PLAN Internasional Indonesia menyampaikan pengunduran diri setelah berakhirnya program respon dan pemulihan bencana Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dimulai sejak Oktober 2018.
Selama itu, banyak hal yang telah dilakukan yayasan antara lain memberikan dukungan kepada lebih dari 46 ribu penyintas yang mana 10 ribu lebih adalah anak perempuan, pembangunan 5.026 huntara, 43 ruang ramah anak, rehab 24 satuan pendidikan, pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), pencegahan Covid-19 bagi 46 sekolah dan lain-lain.
Atas respon bencana Yayasan PLAN, maka Pemerintah Provinsi Sulteng melalui Penjabat Sekretaris Provinsi (Sekprov) Mulyono menyampaikan rasa terima kasih dan harapan kepada yayasan agar dapat melanjutkan program-program pemberdayaan di masa mendatang.
“Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan luar biasa atas kebaikan dan kerjasama para relawan, fasilitator dan mitra kemanusiaan yang dikoordinir oleh Yayasan PLAN,” ucap Pejabat (Pj) Sekprov pada acara penutupan program secara virtual dari kantor gubernur, Kamis (17/12/2020).
Dia mengatakan, bencana dua tahun silam mengajarkan kepada semua betapa indahnya tolong menolong yang dapat meringankan beban kesulitan.
“Dan sekaligus membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,” katanya bahwa tolong menolong adalah sikap manusiawi.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada jajaran PLAN agar tetap menjaga hubungan baik karena akan ada waktunya balik membutuhkan pertolongan orang lain.
“Kebaikan apapun yang pernah kita lakukan kepada orang lain, pada suatu saat pasti akan kembali lagi kepada kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan PLAN, Nini Widyastuti menyampaikan terima kasih kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terdampak yang dengan tangan terbuka telah menerima kehadiran yayasan untuk melakukan kerja-kerja kemanusiaan dan pemulihan pascabencana.
Dia membeberkan, PLAN juga melakukan program-programnya di enam provinsi selain Sulteng yang fokusnya memperjuangkan kesetaraan dan pemenuhan hak-hak anak, terutama anak perempuan.
Dalam merespon bencana 28 September 2018, dia menceritakan bahwa para relawan PLAN datang dari berbagai daerah dan berkumpul di Palu agar lebih dekat kepada masyarakat dalam proses penyaluran bantuan secara komprehensif mulai Oktober 2018 lalu.
“Dengan infrastruktur yang sudah dibangun, kami harap ada dampak berkelanjutan sepeninggal kami,” ujarnya agar apa yang sudah dibangun dapat termanfaatkan dengan baik. CAL











