SultengTerkini.Com, PALU– Indikator pencapaian tingkat pertumbuhan bisnis, pertumbuhan aset, modal, dana pihak ketiga serta perolehan laba dari PT Bank Sulteng mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan menggembirakan.
Total aset PT Bank Sulteng pada tahun 2018 Rp 6.042.682.141.027, di tahun 2020 menjadi Rp 8.349.647.088.206 atau naik sebesar 38,18%.
Modal inti tahun 2018 dari Rp 743.409.353.318, di tahun 2020 meningkat menjadi Rp 1.035.135.563.715 atau naik sebesar 39,24%.
Dana pihak ketiga tahun 2018 dari Rp 3.669.505.866.524 di tahun 2020 meningkat menjadi Rp 6.008.065.458.997 atau naik sebesar 63,73%.
Kredit yang diberikan pada tahun 2018 sebesar Rp 3.464.398.583.363 menjadi Rp 4.590.418.490.481 atau naik sebesar 32,50% dan laba sebelum pajak tahun 2018, dari jumlah Rp 108.572.344.133 di tahun 2020, meningkat menjadi Rp 184.410.189.063 atau naik sebesar 39,24%.
Dengan pertumbuhan tersebut di atas, terjadi peningkatan kinerja dari pelaksanaan pengelolaan Bank Sulteng tahun 2020, walaupun di masa mewabahnya pandemi Covid-19.
Untuk modal inti sebagaimana tuntutan POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, terdapat target pemenuhan modal inti yakni BUSN wajib memenuhi jumlah modal inti minimum sebesar Rp 1 triliun pada 31 Desember 2020.
BUSN wajib memenuhi jumlah modal inti minimum sebesar Rp 2 triliun pada 31 Desember 2022 dan wajib memenuhi jumlah modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun pada Desember 2024 (bagi BPD-SI) dan apabila pada akhir tahun 2021 tidak terpenuhi modal inti minimum sebesar Rp 2 triliun, maka bank akan dimasukkan dalam status CDO.
Untuk itu memerlukan dorongan dari pemegang saham agar modal inti dapat meningkat.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Longki Djanggola didampingi Direktur Utama Bank Sulteng, Rahmat Abdul Haris dalam sambutannya saat pembukaan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS-T) tahun buku 2020 dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) tahun 2021 Bank Pembangunan Daerah Sulteng bertempat di sebuah hotel Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, Selasa (9/3/2021).
Menurut gubernur, kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tahun 2020 terlihat dengan adanya perkembangan yang cukup signifikan dalam pelaksanaan penerapan good corporate governance pada semua tingkatan atau jenjang organisasi PT Bank Sulteng.
Dimana dengan terpenuhinya pengisian jabatan direktur kepatuhan yang definitif serta terpenuhinya jumlah komisaris independen sesuai standar minimal yang disyaratkan, yakni minimal 50% dari jumlah komisaris adalah komisaris independen dan seluruh posisi direksi sudah terpenuhi.
Dia mengatakan, tingkat kesehatan suatu perbankan dapat dilihat dari komposit profil risiko, implementasi pelaksanaan good corporate governance, earnings, dan capital yang memperoleh nilai tiga (moderate), maka secara umum tingkat kesehatan Bank Sulteng di tahun 2020 adalah baik.
Dalam upaya meningkatkan peran Bank Sulteng sebagai bank milik pemerintah daerah perlu mendorong perluasan pelayanan yang berkualitas, kompetitif dan meningkatkan nilai daya saingnya dengan bank lainnya.
Untuk itu gubernur mengharapkan kepada para bupati, walikota dan PT Mega Corpora selaku pemegang saham serta pengurus bank untuk memfungsikan Bank Sulteng sebagai tempat penyimpanan dana-dana pemda sebagaimana yang telah dilakukan oleh sebagian besar pemda se Sulawesi Tengah saat ini.
Bagi pemda yang belum menempatkan dananya pada Bank Sulteng, diharapkan kedepannya dapat lebih meningkatkan kerja sama dengan Bank Sulteng.
Gubernur juga menginstruksikan kepada para pegawai dilingkungan kerjanya masing-masing untuk membuka rekening pada Bank Sulteng.
Untuk itu, diharapkan komisaris dan direksi mendorong serta melakukan pendekatan kepada para bupati/walikota untuk menempatkan dana APBD pada Bank Sulteng.
Pengurus bank agar bersungguh-sungguh untuk mencari dana pihak ketiga (selain dana pemda) serta mampu mempromosikan Bank Sulteng baik di dalam maupun diluar daerah agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
“Diharapkan agar bapak-bapak bupati, walikota, Mega Corpora dan pemda provinsi untuk meningkatkan setoran modal pada Bank Sulteng agar dapat bersaing dengan bank lainnya,” kata Gubernur Longki.
Pembukaan RUPS dan RUPS-LB diawali pemutaran kaleidoskop Bank Sulteng serta peluncuran transaksi Q Rish oleh Gubernur Longki didampingi Dirut Bank Sulteng.
RUPS dan RUPS-LB juga dihadiri Walikota Palu, bupati se Sulawesi Tengah, Asisten II, Pelaksana Tugas Karo Humas dan Protokol, komisaris, pimpinan cabang serta pejabat terkait lainnya. CAL