PALU– Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) diwakili Wakil Gubernur (Wagub), Ma’mun Amir secara resmi membuka Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal dirangkaikan dengan Gelar Buah Nusantara ke 6 secara virtual di Gedung Pogombo, Senin (6/9/2021).
Gerakan diversifikasi pangan sebagai wujud apresiasi pemerintah daerah terhadap pentingnya konsumsi pangan lokal, sayur dan buah.
Diversifikasi konsumsi pangan tidak dimaksudkan untuk mengganti beras secara total, tatapi mengubah pola konsumsi pangan, sehingga masyarakat akan mengonsumsi lebih banyak jenis pangan.
Pada sambutan gubernur yang dibacakan wagub menyampikan, indikator untuk mengetahui capaian diversifikasi konsumsi pangan adalah skor pola pangan harapan yang ditentukan oleh konsumsi sembilan komponen pangan.
Sembilan komponen pangan itu yakni padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berlemak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah.
Upaya mendukung ketersediaan pangan secara berkelanjutan dengan mengembangkan pangan lokal sebagai warisan budaya leluhur seperti ubi banggai, jagung, pisang, sukun, talas, ubi jalar, dan lain-lain.
“Capaian skor PPH Sulteng tahun 2019 adalah 82,5 yang kemudian menjadi 82,2 pada tahun 2020, dan pada tahun 2021 turun lagi menjadi 81,6,” sebutnya.
Dia menuturkan, jika skor PPH semakin tinggi menandakan konsumsi pangan masyarakat semakin beragam dan komposisinya semakin baik dan seimbang, sehingga daya tahan tubuh akan semakin terjaga, sehat dan kuat.
Menurutnya, tantangan utama di Sulteng adalah masalah daerah rawan pangan dan stunting.
Dia menyebutkan, terdapat 45 kecamatan di wilayah kabupaten/kota yang terindikasi rawan pangan serta masih terdapat 31,26% penduduk balita yang tergolong stunting.
Untuk mengentaskan kedua masalah tersebut, dia berharap agar kontribusi pangan lokal, sayur, dan buah dapat dioptimalkan, sehingga derah rawan pangan dan stunting dapat berkurang secara signifikan.
“Ayo kita kembangkan pangan lokal, sayur, dan buah di lahan pekarangan maupun lahan yang masih kosong di sekitar kita,” tuturnya tanpa menyebut 45 kecamatan yang terindikasi rawan pangan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan Provinsi Sulteng, Abdullah Kawulusan dalam laporannya menyatakan, pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi setiap hari.
Gerakan diversivikasi pangan dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras sebagai sumber karbohidrat utama melalui pendekatan teknologi, bisnis dan kerarifan lokal.
Program diversifikasi pangan bertujuan menggali dan meningkatkan penyediaan berbagai komoditas pangan, sehingga terjadi penganekaragaman konsumsi masyarakat.
“Sasaran yang diharapkan melalui pelaksanaan gerakan diversifikasi pangan adalah menurunnya ketergantungan konsumsi beras dan meningkatnya konsumsi pangan lokal serta menumbuhkan UMKM pangan sebagai penyedia pangan lokal,” katanya. Gerakan diversifikasi pangan lokal dirangkaikan dengan Gelar Buah Nusantara tahun 2021 diikuti walikota/bupati se Sulteng, forum komunikasi pimpinan daerah, kadis pangan se kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya secara virtual. CAL
Komentar