Kelor dan Bawang Merah Khatulistiwa, Potensi Ekspor Baru Asal Sulteng

-Ekonomi, Utama-
oleh

PALU– Kelor, tanaman yang tak asing bagi masyarakat Kota Palu dan sudah sering dikonsumsi serta memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan tubuh.

Jenis kelor sendiri bermacam, namun ada satu jenis yang dilirik dan menjadi potensi ekspor yakni Kelor Merah Khatulistiwa.

Kelor ini tak hanya pemenuhan lokal, akan tetapi sudah menjadi komoditas emerging ekspor Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas Il Palu, Amril mengungkapkan, kelor ini memiliki ciri khas batang merah yang hanya cocok ditanam di Sulteng ini, dan itu dikembangkan oleh Dahlan, petani di Kelurahan Kayumalue Ngapa, Kota Palu.

“Bahan baku yang sangat melimpah ini tentunya menjadi potensi ekspor. Saat ini saja lahan optimal yang ditanam sudah mencapai 10 hektare dari potensi pengembangan lahan yang ada hampir 200 hektare,” katanya saat ditemui jurnalis di ruang kerjanya, Rabu (13/10/2021).

Sementara itu, Dahlan, pengolah dan petani kelor merah khatulistiwa menuturkan, untuk pengolahan kelor saat ini dia bekerjasama dengan pihak swasta menggunakan mesin pengering dan penepung.

Karena kata dia, daun kelor yang dipanen maksimal empat jam harus sudah masuk dalam mesin pengering untuk tetap menjaga kandungan nutrisinya.

“Kelor ini kami kembangkan secara organik, karena menjadi salah satu persyaratan diterimanya di negara tujuan ekspor seperti Perancis, Amerika Serikat, Nigeria dan Uni Emirat Arab,” ucap Dahlan.

Dia menjelaskan, mengapa dirinya memberi nama kelor khatulistiwa, karena Sulteng ini, khususnya Kota Palu sendiri, letaknya tepat berada di garis khatulistiwa.

“Hal itulah yang harus kita kembangkan agar Sulteng bisa dikenal secara nasional, bahkan mancanegara,” katanya.

Untuk bibit kelor ini sendiri, dia peroleh dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun setelah ditanam di Sulteng ini, hasilnya lebih memuaskan dibanding dari asal bibit tersebut.

Melihat adanya potensi ekspor baru di Sulteng ini, pihak Balai Karantina Pertanian Palu bersama tim Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) turun langsung untuk lebih mengenalkan pada masyarakat luas potensi kelor merah khatulistiwa ini dengan menginisiasi penanaman dan panen di lahan milik Dahlan pada Senin (11/10/2021).

“Kami akan terus berikan pengawalan dan mendorong terus, sehingga kedepan kelor merah khatulistiwa ini menjadi komoditas andalan ekspor Sulawesi Tengah,” tuturnya.

Balai Karantina Pertanian tidak hanya mengembangkan kelor Khatulistiwa, tetapi juga akan memprioritaskan penanaman bawang goreng yang hasilnya dapat dijadikan sebagai bawang goreng dan saat ini telah dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Palu. SUG

Komentar