POSO– Forum Keserasian Sosial (FKS) terus melakukan penguatan kapasitas ekonomi serta penguatan akan nilai spirit kebangsaan bagi unsur dan elemen masyarakat desa di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. FKS melaksanakan kegiatan dialog atau diskusi di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Selasa (19/10/2021).
Kegiatan bertajuk penguatan moderasi beragama menuju Desa Pantangolemba yang harmonis diikuti oleh peserta terdiri dari para tokoh masyarakat setempat.
Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Poso, L Nelloh mewakili bupati membuka kegiatan dialog tersebut.
Tampil sebagai pemateri dua tokoh intelektual keagamaan yang selama ini dikenal sebagai pejuang nilai pluralis yakni, pendeta Rienaldy Damanik (tokoh Kristiani dan Ustaz Ibrahim Ismail (tokoh Islam).
Sementara dari pihak Pemerintah Kabupaten (pemkab) Poso sendiri diutus Kadis Sosial, Faried Awad. Dimana sosok ini dikenal sebagai pejabat senior di lingkup Pemkab Poso.
Seperti Ustaz Ibrahim Ismail dalam materinya antara lain mengupas keberagaman dalan perspektif Islam. Sambil mengutip beberapa ayat dalam Al Quran dia menegaskan, bahwa perbedaan adalah sengaja diciptakan oleh Sang Pencipta, sementara posisi manusia adalah untuk saling kenal mengenal. “Perbedaan fitrah dari Sang Kuasa, jika ada yang menentang, ini merupakan pelanggaran terhadap eksistensi ketuhanan itu sendiri,” katanya.
Adapun Pendeta Rienaldy Damanik dalam materinya antara lain membahas berdasarkan iman Kristiani. Menurutnya, keberkatan itu akan hadir bagi orang-orang yang pergi ke suatu tempat dengan rukun dan bersama-sama lainnya.
“Intinya, hanya dengan kebersamaan kasih Tuhan akan datang, saat kita mau rukun dan damai bersama yang lainnya,” ujar Ketua Lembaga Bantuan Hukum GKST ini.
“Jangankan dalam skala yang global, pada pemeluk satu keyakinan saja, bisa terjadi beda akan cara maupun pemahaman. Bahkan yang satu pemahaman bisa saja, berbeda pada tingkat keikhlasan. Jadi momen moderasi inilah sebagai jalan tengah kita bisa menerima perbedaan (keberagaman) secara terang,” tutur mantan Deklarator Malino untuk Poso itu.
Pihak Pemkab Poso melalui Faried Awad dalam materinya pada intinya menyatakan, pihaknya akan mendorong serta mendukung secara nyata terkait upaya atau hal-hal berkaitan usaha yang ingin merajut hidup bersama dalam nuansa kedamaian di Bumi Sintuwu Maroso.
Melalui Fasilitator Daerah FKS, M Ridwan kepada jurnalis media ini menjelaskan, tujuan adanya dialog tematik dengan isu keberagaman tiada lain untuk meletakkan dasar kuat akan arti pentingnya nilai kebersamaan dalam perbedaan.
Karena itu kata M Ridwan, kebersamaan yang kuat menjadi modal besar dalam langkah meraih sebuah tujuan lebih baik. “Jika ini kita miliki, apapun keinginan yang ada, akan berhasil kita raih,” tuturnya. FAI
Komentar