Ini Pesan Gubernur Sulteng Saat Penanaman Jagung di Morut

-Utama-
oleh

MORUT– Pihak Relawan Merah Putih (RMP) melalui Koperasi RMP Indonesia Mandiri kembali melaksanakan penanaman perdana tanaman jagung. Kali ini dilakukan di Desa Korolama, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (23/10/2021).

Penanaman perdana ini dilakukan Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura dan Bupati Morut, Delis Julkarson Hehi. Kegiatan RMP ini adalah yang keempat kalinya, pertama di Kabupaten Parigi Moutong, kemudian menyusul di Banggai, dan ketiga di Banggai Kepulauan.

Penanaman tanaman jagung merupakan tindak lanjut dari kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tentang pemberdayaan masyarakat melalui fasilitas pinjam UMKM di wilayahnya. Pihak BRI menyediakan dana Rp 5 triliun untuk program pemberdayaan masyarakat.

Gubernur Rusdy Mastura dalam sambutannya mengajak seluruh komponen untuk memberitahukan ke masyarakat bahwa ada Rp 5 triliun di BRI bias dimanfaatkan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah.

Menurutnya, dalam kondisi seperti sekarang bank-bank harus memberikan kredit kepada masyarakat.

“Dengan perhitungan RMP dalam satu hektare dapat menghasilkan Rp 32 juta, maka petani bisa kembalikan kreditnya. Dalam satu hektare kredit Rp 14 juta, termasuk biaya jadup. Bila ada jadup, maka petani tak perlu ke rentenir,” kata gubernur.

Permasalahannya adalah pada off taker. “Makanya saya mendorong perusahaan daerah dan RMP untuk menjadi off taker,” katanya.

Gubernur mengatakan, tidak hanya jagung bisa dikembangkan di Morut, tetapi kabupaten ini juga memiliki sumber daya alam nikel dan sawit.

“Kedepan kita cari kredit yang mudah untuk ternak sapi dan ternak lainnya milik keluarga. Hasilnya dapat disuplai ke perusahaan-perusahaan yang ada di Morowali Utara,” ujarnya.

Perusahaan pasti membutuhkan banyak tenaga kerja yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu orang. Bisa dibayangkan berapa kebutuhan makanan perusahaan untuk tenaga kerja yang bisa dipenuhi oleh masyarakat melalui usaha pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Karena itu masyarakat perlu kredit yang murah untuk mengembangkan usahanya di sektor itu,” ujarnya.

Dia berpesan kepada masyarakat untuk tidak bermalas-malasan.

“Ideologi pembangunan saya adalah kapitalisme mawas diri, sosialisme mengembangkan diri. Jadi orang kaya harus sadar, dalam kekayaannya ada hak orang miskin. Orang miskin jangan hanya tidur, bangunlah dari tidurmu untuk belajar dan bekerja lagi,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Koperasi RMP Indonesia Mandiri, Mahfud Masuara mengatakan, anggota Koperasi RMP Indonesia Mandiri ditunjuk di Sulteng sebangak 22.840 orang. Di Morut yang mengusulkan 500 hektare lahan dari sebanyak 418 petani anggota koperasi RMP.

Mahfud mengatakan, soal kerja sama Pemprov Sulteng dengan BRI tentang pemberdayaan masyarakat melalui fasilitas pinjam UMKM, dan Gubernur menunjuk Koperasi RMP Indonesia Mandiri sebagai pelaksana program.

“Itulah sebabnya kita berada disini dalam rangka penanaman perdana tanaman jagung,” kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, visi misi RMP jelas yakni mengawal gubernur dan wakilnya dalam pengentasan kemiskinan dan pemulihan ekonomi nasional.

Terkait dengan pilihannya pada jagung, Mahfud mengatakan, karena tanaman ini hanya dalam waktu 120 hari sudah bisa dimanfaatkan petani hasilnya.

Konsep RMP bagaimana dalam satu hektare lahan bisa ditanami jagung sebanyak 83.833 pohon, dimana teknisnya sudah diatur oleh Manajer Pertanian RMP, Andi Sofyan Yotolembah.

Mahfud berasumsi pada 83.833 pohon jagung, dengan menggunakan metode jajar legowo, maka anggaplah 3.000 pohon mati karena dimakan hama dan yang hidup 80 ribu.

Dalam satu tongkol yang hidup ketika panen, dengan asumsi minimal 100 gram, meski hasilnya ada yang 200 sampai 250 gram, kalau satu tongkol jagung kering ada 100 gram, berarti di lahan 1 ha itu ada 8 ton jagung.

“Nah dengan harga jagung, kalau di Palu Rp 5.600 per kilo, tetapi taruhlah diambil Rp 4.000 per kilo, maka bisa dipastikan dalam satu hektare petani bisa memiliki Rp 32 juta dalam waktu 120 hari. Ini bisa menaikkan taraf hidup masyarakat dalam sektor tanaman jagung,” jelasnya.

Mahfud menambahkan, RMP ingin melakukan double protection kepada petani. Kenapa? Bila ini sudah di-support oleh BRI, maka terjadi asuransi dari sisi kreditur. Bila jagung sudah ditanam, maka akan ada asuransi Jasindo akan melakukan proteksi terhadap tanaman tersebut bila gagal panen.

Mahfud menuturkan, RMP ingin dalam program ini tidak menghasilkan piutang-piutang baru di tengah masyarakat, tetapi ini program riil Gubernur Sulteng untuk menghasilkan daya beli dan penghasilan masyarakat demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera di wilayahnya.

Dia mengakui program ini belum populer karena belum masif dilakukan RMP. “Tapi bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, Koperasi RMP bukan hanya memberikan modal dan pupuk, tapi juga kami akan bekerja sama dengan perusahaan daerah untuk menjadi off taker, pembeli terhadap produk pertanian yang dilakukan anggota koperasi,” katanya. */CAL

Komentar