PALU– Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra, Faisal Mang menghadiri acara workshop closing program SWS Livelihood Recovery and Covid-19 Prevention di sebuah hotel Jalan Abdurrahman Saleh, Kamis (28/10/2021).
Kegiatan itu adalah hasil inisiatif Yayasan Sikola Mombine bekerja sama dengan Yayasan Save The Children dan mitra guna mempercepat pemulihan pendapatan rumah tangga terdampak bencana gempa 2018 dan Covid-19.
Menurut laporan panitia, terdapat 353 penerima manfaat program pemulihan ekonomi yang kemudian dibagi menjadi 12 kelompok belajar berdasarkan jenis usaha yang diminati, seperti abon, keripik, kue kering, minyak kelapa dan lainnya.
Sementara untuk upaya promotif pencegahan Covid-19, dilakukan dengan mengangkat beberapa perwakilan masyarakat dari wilayah binaan sebagai duta kesehatan.
“Saya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan harapan agar kiranya inisiatif yang telah dicetuskan lewat kegiatan ini dapat menjadi pemantik untuk mengembangkan kerjasama antar lembaga dan pemerintah daerah mengatasi Covid-19,” tutur asisten saat membaca sambutan gubernur.
Disamping aktif dalam upaya-upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, asisten juga meminta yayasan dapat meningkatkan kapasitas perempuan dan anak, khususnya sebagai pelopor protokol kesehatan dan vaksinasi di lingkungan terdekatnya.
“Semoga dengan kombinasi protokol kesehatan dan vaksinasi dapat mempercepat kita terbebas dari pandemi Covid-19,” katanya.
Turut hadir di acara Ketua Komisi A DPRD Kota Palu Mutmainah Korona, para pimpinan lembaga swadaya, pejabat terkait dan peserta program.
Program Manager Save the Children wilayah Sulteng, Muhammad Mahyudin mengatakan, ketika orang tua mengalami kesulitan ekonomi, maka anak dalam keluarga tersebut juga terancam tidak terpenuhi hak dasarnya seperti kesehatan dan gizi serta hak pendidikan.
“Dengan program ini diharapkan bisa mendorong adanya peningkatan pendapatan para keluarga untuk memenuhi biaya hidup mereka terutama anak-anak,” ucapnya.
Dia mengatakan, hal ini dilakukan untuk mendorong kemandirian ekonomi dalam keberlanjutan hidup penyintas bencana gempa bumi dan tsunami dengan memberikan modal usaha agar para keluarga dapat memulai kembali atau melanjutkan usahanya.
Selain memberikan bantuan non tunai, Save the Children bersama mitra juga memberikan pelatihan dan pendampingan terkait pengelolaan keuangan serta literasi keuangan yang di dalamnya memuat pencatatan keuangan usaha.
Sementara itu, Selpi, salah satu penyintas mengaku senang telah mendapatkan modal usaha dan pelatihan yang diberikan Save the Children. “Ini sangat membantu untuk menata kembali usaha dan kehidupan saya. Tidak hanya itu, saya juga bisa pasang WiFi untuk belajar anak-anak di rumah,” tuturnya. SUG
Komentar