POSO– Tidak tercapainya target pendapatan asli daerah atau PAD tahun 2020 pada pengelolaan pabrik es di Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Kabupaten Poso, membuat sebagian kalangan masyarakat mempertanyakan pihak yang diberi tanggung jawab terhadap masalah itu.
Pasalnya, target PAD tahun 2020 sebesar Rp 125 juta itu tidak tercapai oleh pihak pengelola pabrik es milik Pemerintah Kabupaten Poso.
Hamid, seorang pengusaha perikanan yang memiliki lima kapal penangkap ikan mengaku setiap harinya membutuhkan sekitar 20 hingga 30 es balok dari pabrik es tersebut.
Dimana kata Hamid, harga setiap es balok dijual kepada pemilik kapal penangkap ikan dengan banderol Rp 25.000/balok.
“Untuk empat bulan saja, biasanya saya membayar sekitar Rp 40 an juta dari harga es yang disuplai pihak pabrik untuk kebutuhan kami,” ungkap Hamid saat ditemui jurnalis media ini di lokasi tempat pelelangan ikan Poso, Senin (8/11/2021).
Bahkan kata Hamid, tak hanya dirinya saja yang mendapat suplai es balok, tetapi ada sekira enam hingga tujuh kapal penangkap ikan yang beroperasi dan membutuhkan suplai es dari pabrik dalam setiap harinya.
Sementara itu, pihak penanggung jawab pengelola pabrik berinisial IM saat ditemui jurnalis media ini menyatakan, jika pihaknya setiap hari hanya menjual enam hingga tujuh es balok.
Hal ini juga diaminkan bendahara pengumpul pada sektor perikanan berinisial LA. Menurut LA, pihaknya memang tidak bisa mencapai target PAD dari hasil pengelolaan pabrik es dikarenakan adanya wabah pandemic Covid-19.
Selain itu kata LA, pabrik yang dikelola tidak maksimal berproduksi karena faktor adanya pemadaman listrik.
Hal ini kata LA berpengaruh pada kualitas produksi, sehingga banyak konsumen memilih membeli es di pabrik milik swasta yang ada di Kabupatenn Poso. FAI
Komentar