PARIMO– Pihak Komisi III DPR RI meminta Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) segera melakukan penertiban aktivitas tambang ilegal yang marak di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
“Keberadaan tambang ilegal di Parigi Moutong menjadi perhatian kami. Memang harus ditertibkan,” tegas Anggota Komisi III DPR RI Daerah Pemilihan Sulteng, Sarifuddin Sudding saat melakukan kunjungan spesifik ke Kabupaten Parigi Moutong, Kamis (17/2/2022) sore.
Dia mengatakan, aktivitas tambang ilegal sangat merugikan negara, daerah dan bahkan masyarakat, karena tidak memberikan kontribusi.
Sarifuddin akan mengawal penertiban tambang tersebut dan berjanji menyampaikan persoalan tersebut ke Kapolda dan Gubernur Sulteng agar segera ditertibkan.
Bahkan, dia pun akan meminta seluruh unsur aparat penegakan hukum mulai dari kepolisian hingga kejaksaan mengawal penertiban tambang ilegal tersebut.
Sehingga, pasca penertiban dilakukan aktivitas tambang tersebut tidak kembali dibuka oleh pelaku pertambangan ilegal.
“Saya sendiri juga akan mengawal penertiban tambang itu. Dalam waktu dekat akan saya dorong untuk ditertibkan,” tegas anggota DPR RI tiga periode itu.
DORONG AKTIVIS TUTUP TAMBANG ILEGAL
Dalam kesempatan yang sama, Sarifuddin Sudding juga mendorong aktivis lingkungan dan sejumlah lembaga terkait lainnya di Sulteng untuk bergerak penutupan tambang ilegal.
Berdasarkan catatannya, di Kabupaten Parigi Moutong terdapat aktivitas tambang ilegal di sejumlah titik, seperti di Desa Kayubuko Kecamatan Parigi Barat, dan Desa Buranga Kecamatan Ampibabo.
“Banyak tambang beraktivitas tanpa izin usaha pertambangan di sini. Saudara-saudaraku mengapa ini tidak disuarakan?,” ujarnya mempertanyakan.
Dia menjelaskan, mendorong pencabutan izin usaha pertambangan bukan hal yang mudah. Sebab, harus melalui putusan pengadilan tata usaha negara, jika menyalahi proses administrasi.
“Apakah dalam proses penerbitan izin tersebut menyalahi administrasi atau tidak. Jadi kalau kita bicara dalam konteks hukum, prosesnya sangat panjang,” ujar mantan Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura itu. NOV
Komentar