Muhammad J Wartabone Sebut Datu Pamusu Layak Jadi Pahlawan Nasional

-Sigi, Utama-
oleh

SIGI– Anggota DPD/MPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tengah (Sulteng), Muhammad J Wartabone berkeinginan membesarkan nama-nama para pejuang merah putih di wilayah dapilnya.

Dalam kunjungan di beberapa kabupaten, khususnya di Kabupaten Sigi, belum lama ini, Muhammad Wartabone menyebut Raja Datu Pamusu sebagai salah satu pejuang merah putih di Sulteng.

“Datu Pamusu merupakan salah satu raja di Kabupaten Sigi. Dalam catatan sejarah, beliau adalah raja terakhir yang menjadi salah satu tokoh pejuang, dan diketahui anti terhadap Belanda,” ujar Muhammad Wartabone kepada jurnalis, Kamis (17/3/2022).

Menurutnya, selain Raja Datu Pamusu, masih ada sekira 23 tokoh lainnya di Sulteng yang berhak ditetapkan sebagai pejuang merah putih, menjadi pahlawan nasional.

Karena itu, para turunan langsung dari Raja Datu Pamusu, serta masyarakat Sulteng dan Indonesia pada umumnya, untuk tidak melupakan sejarah sebagai salah satu hal yang sangat penting.

“Dimana para leluhur kita khususnya di Sulawesi Tengah memiliki andil dalam perjuangan NKRI,” katanya.

Muhammad Wartabone mengimbau kepada seluruh generasi setelah Raja Datu Pamusu, agar dapat terus menjaga negara secara bersama-sama, dalam upaya mewujudkan slogan NKRI Harga Mati yang dipelihara berdasarkan sejarah.

Selain itu juga bisa muwujudkan kehidupan toleransi, kepemimpinan, dan kehidupan bermasyarakat para pejuang merah putih, dapat dipelihara bersama-sama menjadi sebuah kebaikan untuk masyarakat Indonesia.

Hal itu juga disampaikan Muhammad Wartabone secara langsung, dalam pertemuan akbar dengan keluarga Raja Datu Pamusu yang digelar di Desa Kaleke, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, pada Senin (28/2/2022) lalu.

Pertemuan itu mendapat apresiasi dari Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wanita Sholawat Indonesia (Washotia), Nilam Sari Lawira, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Pengurus Besar Persaudaraan Indonesia Berdzikir.

“Saat itu saya bersilaturahmi dengan keluarga besar Raja Datu Pamusu, dalam rangka untuk mengajak masyarakat Sulawesi Tengah, Indonesia, khususnya di Kabupaten Sigi, untuk jangan melupakan sejarah,” tutur Muhammad Wartabone.

Dosen Sejarah Universitas Tadulako, Haliadi Sadi yang turut serta dalam pertemuan ketika itu menyebutkan, dari hasil penelitian kerajaan di Kabupaten Sigi yang telah dilakukan, pihaknya menyimpulkan Datu Pamusu sebagai magau terakhir atau raja terakhir yang lahir dari keturunan Yaru Tansi yang berasal dari Sulawesi Barat, atas pernikahannya dengan seorang perempuan di Dolo. Datu Pamusu lahir pada tahun 1864 dan wafat di tahun 1957. */CAL

Komentar