Ekonomi Sulteng Diproyeksi Semakin Membaik

-Ekonomi, Utama-
oleh

PALU– Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) memproyeksi semakin membaiknya perekonomian di wilayahnya ini pada triwulan pertama tahun 2022.

Kenaikan harga nikel dunia akibat dampak perang Rusia-Ukraina memberi keuntungan pada Provinsi Sulteng sebagai daerah penghasil nikel dan usaha turunannya.

Disamping itu, penerimaan tenaga kerja di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali serta di sejumlah proyek investasi di Kabupaten Morowali Utara juga mendorong pergerakan ekonomi Bumi Tadulako.

Di sisi lain, tingginya mobilitas masyarakat seiring dengan menurunnya angka penderita Covid-19 menjadi mesin penggerak ekonomi.

Pelonggaran aturan PPKM memudahkan masyarakat dalam bekerja, berusaha dan meningkatkan daya belinya.

Demikian penegasan Kepala BI Perwakilan Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat saat bertemu sejumlah jurnalis, Rabu (23/3/2022) malam.

Dwiyanto bahkan optimis pertumbuhan ekonomi di Sulteng pada triwulan pertama 2022 di angka dua digit.

“Kita optimis di dua digit, karena tahun lalu pertumbuhan ekonomi Sulteng berada di angka 11,7 persen,” jelas Dwiyanto.

Dwiyanto mengatakan, ada beberapa aspek yang mengakibatkan angka inflasi cenderung naik seperti kenaikan harga minyak goreng, tiket pesawat, atau beberapa jenis ikan.

Namun hal tersebut dapat diatasi dengan berbagai kebijakan pemerintah.

Dia bersyukur karena Pemerintah Provinsi Sulteng cepat merespon gejolak kenaikan harga ini.

Hal senada juga disampaikan Deputy Kepala BI Perwakilan Sulteng, Viktor Arya Bekti.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sulteng akan semakin baik bila pergerakan ekonomi merata di seluruh kabupaten dan kota.

Sejauh ini katanya, pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulteng berasal dari wilayah timur Sulteng dan Kota Palu.

Padahal, daerah lain di luar itu juga memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selama ini, BI menilai program-program pemerintah kabupaten telah berjalan baik, hanya saja perlu lebih dioptimalkan. “Bagi daerah yang sumber pendapatannya dari sektor pertanian, perlu pengoptimalan program lagi sehingga petani-petani di daerah itu lebih sejahtera,” tuturnya. GUS

Komentar