PALU– Ramadan adalah suatu momen yang sangat dinanti oleh setiap umat Islam tiap tahun karena merupakan bulan penuh berkah dan pahalanya pun dilipatgandakan, terutama dalam menjalankan puasa dan ibadah lainnya, tidak terkecuali bagi mahasiswa di perantauan.
Aditya, salah satu mahasiswa asal Luwu Raya, Sulawesi Selatan yang menempuh pendidikan di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengungkapkan puasa merupakan suatu ujian berat bagi anak perantauan seperti dirinya.
“Rasanya berat karena kita jauh dari orang tua, disatu sisi kita harus mandiri menjalankan aktivitas rutin dalam ibadah puasa,” ucap Aditya saat ditemui jurnalis media ini usai buka puasa bersama, Senin (11/4/2022) malam.
Buka puasa bersama di The Coffee Nokilalaki itu digelar Sarifuddin Sudding, anggota DPR RI asal daerah pemilihan Sulteng.
Aditya yang juga Wakil Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL) itu mengatakan, salah satu faktor yang dapat mengganggu ibadah puasa ialah lingkungan tempat tinggal maupun pergaulan.
“Biasanya kalau ada teman yang tidak puasa, kita juga terpengaruh untuk tidak puasa, pokoknya tergantung lingkungan dan teman,” ungkapnya.
Olehnya, dia bersyukur dan merasa terbantu dengan adanya buka puasa yang digelar Sarifuddin Sudding di Palu selama Bulan Suci Ramadan, terlebih saat ini di tengah pandemi Covid-19.
“Ini sangat bermanfaat sekali bagi kami mahasiswa. Apalagi kami ini anak perantauan, terima kasih untuk beliau (Sarifuddin Sudding),” ungkapnya.
Buka puasa bersama yang digelar Sarifuddin Sudding menyajikan berbagai macam penganan, minuman dan makanan tiap hari selama Ramadan. ZEN
Komentar