PALU– Warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Palu Barat di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar tradisi Lebaran Mandura usai Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, di Masjid Jami, Ahad (8/5/2022) malam.
Kegiatan ini berlangsung meriah dan dihadiri beberapa pejabat diantaranya mantan Gubernur Sulteng dua periode Longki Djanggola, Wakil Wali Kota Palu dr Reny Lamadjido, Staf Ahli Gubernur Sulteng Ridha Saleh, dan Bupati Sigi Mohamad Irwan.
Sebelum pelaksanaan tradisi tersebut, masyarakat berkumpul di Masjid Jami untuk melakukan Salat Magrib berjemaah dan dilanjutkan makan Mandura secara bersama.
Mandura sendiri merupakan salah satu makanan khas Kaili yang terbuat dari beras ketan yang ditata seperti piramida.
Dalam sambutannya, dr Reny Lamadjido mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya tradisi Lebaran Mandura ini.
Dia jadi teringat masa kecilnya saat bermain di masjid tertua di Kota Palu ini.
“Masjid ini merupakan sejarah bagi saya, karena masjid inilah merupakan tempat saya bermain dulu saat masih kecil. Di sinilah silaturahmi saya bisa terjalin dengan masyarakat,” ungkapnya.
Husen Muhammad Saleh penasehat Masjid Jami mengatakan, Mandura terdiri dari tiga warna yaitu merah, putih, dan hitam di mana setiap warna memiliki filosofi sendiri.
“Warna merah melambangkan keberanian masyarakat Kampung Baru, warna putih melambangkan kesucian, dan warna hitam melambangkan keadilan bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Usai melaksanakan Salat Isya, para jemaah langsung menyantap hidangan yang telah disediakan oleh panitia masjid.
Selanjutnya, untuk memeriahkan Lebaran, masyarakat melakukan pawai obor dari Masjid Jami menuju Pasar Bambaru. Sepanjang jalan, Mandura dijinjing tinggi oleh para pemuda sambil melantunkan selawat Nabi Muhammad SAW selama perjalanan. ZEN
Komentar