Ratusan Warga Minangkabau Hadiri Halal Bihalal Bersama Longki Djanggola di Palu

PALU– Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Halal Bihalal 1443 Hijriah di halaman Kantor Badan Kerjasama Wanita Islam (Bakeswi) Provinsi Sulteng Jalan Kelinci, Ahad (29/5/2022).

Kegiatan silaturahmi tersebut dihadiri mantan Gubernur Sulteng dua periode Longki Djanggola bersama istrinya Zalzulmida A Djanggola, yang juga merupakan Dewan Pembina IKM Sulteng.

Ketua Pengganti Antar Waktu (PAW) IKM Sulteng, Jasril mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap tahun. Namun dua tahun ini, IKM tidak dapat melaksanakan Halal Bihalal dikarenakan pandemi Covid-19.

“Saya tahu banyak masyarakat yang sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga belum bisa pergi ke setiap rumah masyarakat Minang sehingga Halal Bihalal menjadi alternatif perkumpulan kita. Dari kegiatan ini kita saling memaafkan dan bertemu kembali melepas rindu tentang budaya Minangkabau,” ungkapnya.

Dia mengatakan, jumlah peserta yang hadir lebih 400 orang yang berasal dari Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong, bahkan ada juga dari Provinsi Gorontalo.

Selanjutnya, dia juga mengucapkan terima kasih kepada Dewan Pembina Bundo Kanduang, Zalzulmida Djanggola yang juga merupakan keturunan asli Minangkabau, yang telah menyumbangkan dana sebesar Rp 2,3 miliar untuk pembangunan Rumah Gadang milik IKM Sulteng di Jalan Kelinci, Kelurahan Talise, Kota Palu.

“Rumah gadang milik kami itu sebenarnya sudah ada dari tahun 1970 an. Namun karena termakan usia dan juga sempat terguncang bencana pada 2018 lalu, kami berinisiatif untuk membangun kembali rumah persatuan kami,” ungkapnya.

Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa pembangunan Rumah Gadang masih kekurangan dana sebesar kurang lebih Rp 1,3 miliar, untuk pembangunan musala, guess house, tambahan kamar mandi, dan fasilitas lainnya.

Sementara itu, mantan Gubernur Sulteng Longki Djanggola dalam sambutannya mengatakan, budaya Minangkabau itu telah tersebar di seluruh nusantara, terbukti hampir di setiap pelosok negeri ini terdapat Rumah Makan Padang.

“Masyarakat Minangkabau pada umumnya telah menerapkan tentang pepatah dulu yaitu di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung, sehingga masyarakat lokal mau menerima keberadaan Masyarakat Minangkabau,” ungkapnya.

Dia mengatakan, bahwa pasca bencana Pasigala tahun 2018 lalu, Sumatera Barat (Sumbar) juga ikut andil dalam membantu masyarakat Pasigala dengan memberikan bantuan daging rendang sebanyak lima ton.

“Saya berharap Rumah Gadang yang telah disumbangkan dananya dari Ibu Zalzulmida bisa cepat terselesaikan tahun depan, dan kita bisa berkumpul kembali di rumah kebanggaan milik masyarakat Minang,” ucapnya. Di akhir sambutannya, Longki juga menyairkan beberapa pantun menggunakan bahasa Minang. Pantun merupakan salah satu ciri khas dari adat Minangkabau. ZEN

Komentar