PALU– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengupayakan penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di provinsi itu guna mengurai antrean kendaraan terjadi di SPBU.
“Pengurangan kuota secara nasional oleh Pemerintah Pusat berdampak pada penumpukan antrean kendaraan di SPBU saat mengisi BBM,” kata Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sulteng, Yuniarto di Palu, Rabu (15/6/2022).
Dia menjelaskan, penetapan kuota solar bersubsidi pada awal 2022, Sulteng mendapat jatah 7.969 kiloliter, dan pengurangan kuota ini dnilai cukup besar sedangkan tingkat kebutuhan meningkat.
Tahun 2021, kuota BBM bersubsidi khususnya solar untuk Sulteng disalurkan melalui PT Pertamina Patra Niaga 127.920 kiloliter, perbandingan kuota tahun ini terlampau jauh.
“Beberapa kali kami diundang Komisi III DPRD membahas persoalan BBM. Hasil dari pertemuan itu kami tindak lanjuti dan mengusulkan kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akhir Mei lalu,” ujar Yuniarto.
Dia mengemukakan, usulan penambahan produk bersubsidi tidak melampaui kuota 2021, jika nanti Pemerintah Pusat merespon positif usulan tersebut diharapkan dapat mengatasi antrean di SPBU.
Pembatasan kuota secara nasional dari sebelumnya 15,8 juta kiloliter menjadi 15,1 juta kiloliter, dengan total penurunan mencapai 700 ribu kiloliter.
“BPH Migas bersama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang membicarakan usulan Pemprov Sulteng, semoga ada solusi,” ucap Yuniarto.
Sementara Senior Supervisor Communication dan Relations PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan, tingginya permintaan konsumen terhadap BBM subsidi jenis solar dan pertalite menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadi penumpukan antrean kendaraan di SPBU Kota Palu dan sekitar.
“Meski terjadi antrean cukup panjang, tapi Pertamina memastikan bahwa hingga kini ketersediaan BBM masih dalam keadaan normal,” tutur Taufiq.
Dia menjelaskan, stok BBM jenis pertalite yang sudah menjadi Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) tersedia 1.800 kiloliter, sedang konsumsi harian masyarakat Sulteng rata-rata masih sebesar 580 kiloliter.
Sedangkan stok BBM subsidi jenis solar 6.300 kiloliter dengan rata-rata konsumsi harian sekitar 208 kiloliter.
“Kuota yang sudah ditetapkan pemerintah kami kawal supaya cukup hingga akhir tahun,” kata Taufiq. ANT
Komentar