PALU– Sebanyak 24 pekebun asal Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah mengikuti peningkatan kompetensi petani kelapa sawit sebagai bentuk pengembangan kelembagaan angkatan I di sebuah hotel di Kota Palu sejak 1 hingga 10 Agustus 2022 mendatang.
Kegiatan itu digelar oleh IPB Training sebagai lembaga penyelenggara bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) serta Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mengembangkan penguatan kelembagaan petani kelapa sawit tersebut.
Pelatihan yang secara resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Simpra Ulit Tajang itu juga menghadirkan empat trainer yakni Awaluddin, Sugeng Mulyono, Budi Nugroho, dan Suwardi.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kelembagaan kebun dan cara pengembangannya, kemitraan yang efektif, kepemimpinan kelembagaan dan bagaimana cara penguatannya.
Selain itu, pelatihan juga dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadministrasikan kegiatan kelompok sesuai dengan kaidah yang benar, pemahaman sistem dan prosedur administrasi kelompok, kesadaran menabung secara berkelompok.
Selain itu juga memahami antara kebutuhan dan keinginan dalam rumah, menciptakan keluarga yang mandiri secara keuangan dan ekonomi, merencanakan keuangan dan ekonomi rumah tangga di masa depan, merencanakan pengembangan usaha produktif dalam keluarga, serta menyusun program kerja serta Membangun/pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan.
Pelatihan ini dibuka oleh perwakilan tim trainer IPB, Awaluddin yang menjelaskan terkait rangkaian kegiatan hingga pelaksanaan di hari terakhir pelatihan.
Pelatihan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pekebun untuk mengembangkan kepemimpinan kelembagaan pekebun serta penguatannya, serta dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu bagi para petani sawit muda untuk regenerasi petani sawit.
“Kenaikan harga crude palm oil (CPO) tentunya akan meningkatkan nilai tambah. Salah satu faktor lainnya, pekebun harus pandai mengatur administrasi dan kelembagaannya,” jelas Simpra Ulit Tajang. GUS
Komentar