PALU– Gardu Otista Palu (GOP) menggelar Turnamen Domino pertama di markas komunitas pemain gaple itu di Jalan Otista selama tiga hari pada 5 hingga 7 Agustus 2022.
Turnamen domino itu diikuti ratusan atlet dari dalam dan luar Kota Palu yang dibagi menjadi 16 pool dengan total hadiah yang disiapkan panitia sebesar Rp 5 juta.
Ketua Persatuan Olahraga Domino Indonesia (Pordi) Kota Palu, Alimuddin Alibau mengatakan, sejatinya domino merupakan permainan yang digemari masyarakat. “Hampir di tiap RT atau di sudut-sudut kampung, kita bisa melihat warga memainkannya,” katanya.
Alimuddin mengatakan, dari sinilah Pordi dibentuk. Organisasi ini hadir sebagai wadah yang menampung dan menjaring pemain-pemain domino terbaik di Kota Palu. Pordi kata Alimuddin, akan sering membuat turnamen, sehingga pemain gaple di kota ini terbiasa berkompetisi dan paham dengan aturan-aturan pertandingan domino yang telah ditetapkan secara nasional.
“Domino ini adalah permainan yang cukup digemari. Biasanya, pemain domino yang kalah poin dihukum dengan jepitan di telinganya. Tapi sekarang, kita arahkan untuk menjadi pemain profesional, sehingga para pemain memiliki semangat berkompetisi bahkan bisa menghasilkan uang. Alhamdulillah kini domino mempunyai organisasi dan legalitas dari kementerian, sehingga kita segera bergabung dengan KONI,” ucapnya.
Olehnya, dia mengucapkan terima kasih kepada Gardu Otista Palu yang telah menyelenggarakan turnamen ini.
Usai turnamen terbuka ini, pihak Pordi Kota Palu akan melaksanakan seleksi atlet daerah pada 13 hingga 14 Agustus 2022 di Warung Kopi Nusa Indah guna mewakili Kota Palu pada liga provinsi.
Pembina Pordi Kota Palu, Hidayat mengapresiasi komunitas Gardu Otista Palu yang telah menggelar turnamen domino ini.
“Kegiatan ini hanya dirancang sesingkat mungkin. Beberapa teman-teman dari Gardu Otista patungan untuk menyelenggarakan turnamen terbuka ini,” pungkas mantan Walikota Palu itu.
Dalam arahannya, domino merupakan olahraga untuk membangun nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Oleh karena itu dia meminta pertandingan ini diterapkan untuk mencari persahabatan dan kekeluargaan.
“Pertemuan ini bisa mengenal satu sama lain, itu poin pentingnya. Juga junjung tinggi sportivitas sebab esensinya olahraga bukan kejuaraan, melainkan sportivitas,” jelasnya.
Hidayat juga mengingatkan untuk meninggalkan kelakuan lama dalam olahraga domino.
“Tidak usah baku kode mata. Kalau baku kode semoga matanya tak berkedip,” kata Hidayat penuh canda. ZEN
Komentar