PALU– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu memastikan 1.000 bayi berusia lima tahun (balita) yang mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) telah mendapatkan layanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
“Mulai dari Januari sampai Agustus ini, jumlah Balita yang sudah mendapat ataupun terjangkau layanan kesehatan berjumlah 1.000 jiwa,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Palu, dr Rochmat Jasin Moenawar di Palu, Rabu (10/8/2022).
Dia menjelaskan, jumlah 1.000 itu berdasarkan total balita yang ada di Palu mencapai 1.400 jiwa, sesuai dengan proyeksi 10 persen dari jumlah penduduk setempat yakni 372.113 ribu jiwa.
Meski terbilang tinggi, Dinkes Palu menyebut hal itu adalah capaian yang harus mendapat apresiasi. Sebab penemuan kasus yang banyak akan membuat langkah pencegahan semakin masif dilakukan.
Selanjutnya hasil layanan kesehatan itu, kata dr Rochmat, dominan balita mengalami ISPA Non Pneumonia atau batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas, dan tidak menunjukkan tarikan dinding dada bagian bawah ke arah bagian dalam.
“Sedangkan ISPA yang sudah berlarut hingga menjadi Pneumonia atau infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian bawah masih sangat jarang kita temukan kasusnya pada balita, karena memang pencegahan yang kami lakukan selama ini sudah ke arah jangan sampai ada Pneumonia,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, sejauh ini faktor yang paling dominan menyebabkan balita mengalami ISPA adalah lingkungan yang tidak ramah terhadap anak. Pihaknya menyebut, diantaranya adalah aktivitas pertambangan, kebakaran pada tempat pembuangan akhir (TPA) hingga tingginya jumlah konsumsi rokok.
“Lebih dari itu memang kurang kesadaran dalam menerapkan gaya hidup yang sehat, karena biasanya ada orang tua sambil gendong anak juga sambil merokok,” ujarnya.
Oleh karena itu, Rochmat mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan gaya hidup yang sehat, untuk sebagai pencegahan dini dari berbagai penyakit. ANT
Komentar