PALU– Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Juli tahun 2022 naik signifikan sebesar 24,4 juta dolar AS jika dibandingkan bulan sebelumnya sehingga menjadi 1,6 miliar dolar AS.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sulteng, Sutrisno S Abusungut dalam pemaparannya saat konferensi pers di Kantor BPS Sulteng di Kota Palu, mengatakan, jika dilihat berdasarkan komoditasnya, ekspor Sulteng pada Juli didominasi oleh tiga kelompok komoditas utama.
“Yaitu kelompok komoditas besi dan baja yang berkontribusi sebesar 992,6 juta dolar AS atau 61,86 persen dari total ekspor, nikel sebesar 368,7 juta dolar AS atau 22,98 persen dan bahan bakar mineral senilai 147,5 juta dolar AS atau 9,19 persen. Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah tiga persen,” katanya.
Kemudian, kata dia, berdasarkan negara tujuan ekspor, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor paling utama selama Juli 2022 yang mencapai 783,9 juta dolar AS atau 48,85 persen dari total nilai ekspor Sulteng, diikuti Taiwan senilai 248,7 juta dolar AS atau 15,5 persen.
“Selanjutnya diikuti Korea Selatan senilai 159,1 juta dolar AS atau 9,92 persen dan Vietnam senilai 74 juta dolar AS atau 4,61 persen. Sementara itu, nilai ekspor ke negara tujuan lainnya masing-masing di bawah 4 persen,” ujarnya.
Jika dilihat berdasarkan pelabuhan atau bandara yang memuat ekspor Sulteng, Sutrisno menyebut sepanjang Juli, keseluruhan transaksi ekspor melalui Sulteng yang senilai 1,6 miliar dolar AS difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale di Kabupaten Morowali Utara senilai 1,4 miliar dolar AS dan Pelabuhan Luwuk di Kabupaten Banggai senilai
221,5 juta dolar AS.
Sedangkan ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya di luar Sulteng tercatat hanya 3,9 juta dolar AS yang masing-masing diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur senilai 1,9 juta dolar AS, Pelabuhan Tanjung Priok di DKI Jakarta senilai 1,8 juta dolar AS, Pelabuhan Tanjung Emas di Jawa Tengah senilai 0,1 juta dolar AS.
“Pelabuhan Makasar di Sulawesi Selatan senilai 0,03 juta dolar AS dan sisanya senilai 0,01 juta dolar AS melalui Pelabuhan Cengkareng di DKI Jakarta. Hal ini berarti pelabuhan muat ekspor di Sulteng berperan sebesar 99,76 persen,” kata dia.
Adapun nilai impor Sulteng pada Juli 2022, kata Sutrisno, tercatat 883,9 juta dolar AS atau turun 102,4 juta dolar AS dibandingkan bulan lalu. Jika dipresentasekan, impor Sulteng pada Juli turun 10,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Impor Sulteng pada Juli 2022 didominasi oleh kelompok komoditas besi dan baja senilai 233,3 juta dolar AS atau 26,4 persen, mesin dan pesawat mekanik senilai 183,7 juta dolar AS atau 20,8 persen dan bahan bakar mineral senilai 178,7 juta dolar AS atau 20,2 persen,” tambahnya.
Ia menambahkan Tiongkok merupakan negara asal impor terbesar senilai 529,8 juta dolar AS atau 59,9 persen dari total nilai impor. Pelabuhan Morowali di Kabupaten Morowali berperan senilai 824,2 juta dolar AS atau 93,25 persen dari total nilai impor. ANT
Komentar