PALU– Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah menggeliatkan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas lewat program tenaga kesehatan (nakes) bergerak secara terpadu.
“Program ini aksi inovasi daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat pada masing-masing wilayah,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palu, Indrawati ditemui di Palu, Selasa (4/10/2022).
Dia menjelaskan, pelayanan kesehatan terpadu melibatkan 14 puskesmas di ibu kota Sulteng yang secara serentak bergerak mengunjungi warga yang tidak sempat datang ke puskesmas berobat maupun ke posyandu, seperti ibu hamil, pasangan usia subur, balita dan mereka yang membutuhkan pertolongan pengobatan.
Ini maksudkan, sebagai upaya Pemerintah Daerah (Pemda) mendekatkan pelayanan serta memudahkan akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga secara konsisten tidak ada warga di daerah itu yang tidak mendapat perhatian pemerintah pada sektor kesehatan.
“Sebagai mana arah Kebijakan Pemkot Palu, bahwa setiap warga haris terjamin kesehatannya, dalam artian tidak ada warga yang tidak terlayani,” ujar Indrawati.
Dia mengatakan, selain menggalakkan pelayanan terpadu di puskesmas, Dinkes Palu juga menggandeng kader-kader Posyandu untuk mengajak warga memanfaatkan program ini melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, tidak terkecuali keterlibatan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) dalam memberikan edukasi tentang manfaat KB.
Selain itu, program tersebut juga merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam melakukan intervensi percepatan menurunkan stunting atau tengkes.
“Program nakes bergerak diluncurkan perdana di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat oleh Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido hari ini, kemudian selanjutnya menyasar puskesmas lain.
Meskipun saat ini pelayanan kesehatan sudah baik, namun pemerintah terus melakukan langkah-langkah inovasi supaya tidak pelayanan semakin berkembang,” tutur Indrawati.
Menurutnya, tenaga kesehatan di puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan terhadap masyarakat, olehnya program tersebut tidak hanya sekedar mengunjungi warga, tetapi juga memberikan edukasi positif salah satunya memberikan pemahaman pencegahan pernikahan dini.
Karena, pernikahan di usia yang belum mapan secara ekonomi maupun fisik akan berimplikasi terhadap kesehatan reproduksi perempuan.
“Dari gerakan ini merangkul sejumlah program strategis nasional yang diimplementasikan di daerah, seperti penanganan tengkes maupun gerakan masyarakat hidup sehat,” kata Indrawati. ANT
Komentar