PALU– Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Provinsi Sulawesi Tengah mendorong kegiatan pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan pekarangan rumah, sebagai solusi atas dampak penyusutan lahan pertanian karena perluasan pengembangan kawasan perkotaan.
“Program ini salah satu langkah konkret pemerintah dengan mengajak masyarakat bercocok tanam di pekarangan rumah masing-masing, sebagai upaya mempertahankan eksistensi pertanian,” kata Kepala Seksi Kerawanan Pangan Dinas Pertanian Kota Palu, Hasrul di Palu, Senin (7/11/2022).
Dia menjelaskan, program urban farming atau pertanian perkotaan hanya membutuhkan lahan sederhana sehingga pihaknya menghadirkan penyuluh pertanian untuk mengedukasi masyarakat agar perkarangan rumah bisa ditanami sayur maupun buah-buahan.
Menurut data Dinas Pertanian setempat, luas baku lahan persawahan pada 2020 tersisa tinggal 266,2 hektare dari 365,7 hektare pada 2019, karena makin banyak lahan tidak produktif akibat saluran irigasi terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi pada bencana beberapa waktu lalu.
“Palu sebagai daerah sedang berkembang sulit mengembangkan lahan pertanian pertanian produktif. Maka langkah ditempuh pemerintah saat ini yang dengan mempertahankan luas lahan yang ada dikuatkan dengan regulasi daerah,” ujar Hasrul.
Program pertanian perkotaan memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai upaya antisipasi kerawanan pangan, kemudian integrasi percepatan penanganan stunting atau tengkes, yang dapat menghasilkan bahan pangan bebas dari pestisida dan sehat dikonsumsi.
Dari program tersebut, Pemkot Palu menyasar ibu rumah tangga dengan menggandeng lembaga/organisasi salah satunya tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PT-PKK) tingkat kecamatan dan kelurahan, berkolaborasi dengan penyuluh pertanian.
“Urban farming upaya pemerintah menstimulus pangan untuk keluarga yang dihasilkan secara mandiri,” ucap Hasrul.
Secara berkesinambungan, program tersebut akan bermuara pada pengendalian inflasi, dengan menanam sayur-sayuran dan tanaman hortikultura lainnya sebagai komoditas dibutuhkan sehari-hari dan masyarakat lebih hemat berbelanja keperluan dapur.
“Saat ini sedang dilakukan sosialisasi dan edukasi, tahun berikut kami akan genjot masyarakat berproduksi supaya memberikan nilai tambah bagi penghasilan keluarga,” kata Hasrul. ANT
Komentar