Wagub Sulteng: Persoalan Stunting Tidak Bisa Dipandang Sepele!

-Parigi Moutong, Utama-
oleh

PALU– Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tengah (Sulteng), Ma’mun Amir mewakili Gubernur Rusdy Mastura mencanangkan Inovasi Desa Siap Gencar Aman Stunting di Desa Marantale, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Senin (7/11/2022).

Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Provinsi sekaligus Bunda Peduli Stunting Sulteng, Vera Rompas Mastura mengukuhkan Bunda Peduli Stunting Parimo dan Ketua Peduli Stunting Kecamatan se Kabupaten Parigi Moutong.

Kepala Bappeda Sulteng, Sandra Tobondo selaku Ketua Panitia menyampaikan, pencanangan dan penurunan stunting atau Program Siap Gencar Stunting merupakan program konvengensi dalam penurunan stunting.

Dia mengatakan, program pilot proyek konvengensi penurunan stunting tahun 2022 ini dilaksanakan pada dua kabupaten antara lain Kabupaten Sigi di Desa Pakuli dan di Kabupaten Parigi Moutong saat ini di Desa Marantale.

Selanjutnya untuk tahun 2023 akan dilaksanakan di Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Donggala.

Program konvengensi gerakan cegah stunting merupakan program yang melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah provinsi dan BKKBN.

“Pencanangan Gencar Cegah stunting saat ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan untuk mengajak kepada kita semua menjadi “Pahlawan Cegah Stunting”,” katanya.

Wakil Bupati Parimo, Badrun Nggai menyampaikan, pihaknya akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting yang sebesar 31,7%.

Dia mengatakan, ditargetkan dapat turun di bawah angka 20% dengan cara seluruh Ketua TP PKK desa diberikan peran dalam penanggulangan stunting.

Wagub Ma’mun Amir mengatakan, sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan modal penting menuju kondisi puncak bonus demografi di tahun 2030 sekaligus syarat untuk membawa Indonesia maju pada tahun 2045.

Kendati demikian kata dia, penyiapan SDM unggul masih menghadapi tantangan bernama stunting.

“Persoalan stunting tidak bisa dipandang sepele,” katanya.

Menurutnya, anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya. Stunting dan kemiskinan memiliki korelasi.

Wagub menuturkan, hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Sulteng sebesar 29,7%, berada di atas angka nasional yaitu 24,4% dan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019 yang berada pada angka 31,26%.

Sementara itu, untuk target RPJMD sampai dengan tahun 2026 adalah menurunkan prevalensi stunting pada angka 8%.

“Hal ini berarti bahwa kita harus menurunkan prevalensi sebesar 21,7% dalam empat tahun ke depan, yang tentu saja ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencapainya. Untuk Kabupaten Parigi Moutong, prevalensi stunting sebesar 31,7%. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian serius bagi kita semua, khususnya Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong,” tuturnya.

Penurunan stunting dan angka kemiskinan harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan melibatkan semua perangkat daerah dan pemangku kepentingan lain seperti akademisi dan organisasi profesi yang memiliki tugas sama dalam mendukung terbentuknya generasi cerdas, produktif, sejahtera dan mandiri, dengan tagline “siap gencar dan aman stunting”. HAL

Komentar