BALUT– Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra, M Faizal Mang menghadiri prosesi adat Malabot Tumbe (menjemput telur burung maleo) di Pelabuhan Banggai, Kabupaten Banggai Laut, Ahad (4/12/2022).
Turut hadir Bupati Banggai Laut Sofyan Kaepa, Penjabat Bupati Banggai Kepulauan Ichsan Basir, Sekretaris Kabupaten Banggai Abdullah Ali, Forkopimda, OPD Banggai Laut, serta pejabat kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif.
Berdasarkan narasi yang dibacakan pembawa acara, Malabot Tumbe mengandung pesan moral dari leluhur untuk menjadi orang yang selalu amanah, jujur, sabar dan bersyukur.
Adapun rangkaian Malabot Tumbe dimulai 2 Desember dari Batui (Banggai) dengan dua tempat untuk pelaksanaan prosesi adat.
Pertama, di Desa Pinalong, Kabupaten Banggai Kepulauan untuk prosesi pelemparan kayu sebagai wujud pengusiran terhadap hal-hal jahat yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan.
Kedua di Tolo, tepatnya Desa Mansalean, Kecamatan Labobo, Kabupaten Banggai Laut untuk mengganti pembungkus telur dengan daun komunong.
Bekas pembungkus tak lupa dihanyutkan sebagai informasi ke masyarakat Banggai Laut bahwa rombongan pembawa telur segera tiba.
Perjalanan dilanjutkan ke Desa Tinakin, dimana rombongan mesti singgah semalam dan baru melanjutkan perjalanan esok paginya 4 Desember.
Sebelum sandar di pelabuhan Banggai, kapal pembawa tumbe dan perahu-perahu penggiring dari Tinakin mesti memutari perairan sekitar pelabuhan sebanyak tiga kali.
Lalu perangkat adat yang pertama kali turun dari kapal berjalan kaki menuju Keraton untuk melaporkan kedatangan mereka.
Setelah diterima pihak keraton baru lah telur-telur maleo diturunkan untuk dibawa menuju Keraton Banggai.
Sesampainya di keraton, satu per satu telur diserahkan melalui prosesi adat, disusul sambutan-sambutan, pembacaan doa dan ditutup santap siang bersama.
Sementara saat berbincang dengan para tamu undangan, Asisten Faizal Mang berencana mempertemukan tiga kepala daerah Banggai bersaudara (Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut) bersama gubernur untuk mendiskusikan bagaimana mengemas Malabot Tumbe sehingga lebih epik lagi.
“Malabot Tumbe ini sangat unik yang mana pelaksanaannya rutin tiap tahun pada waktu yang sama (dari tanggal 2 sampai 4 Desember) dan juga sebagai bukti terjaganya tradisi dan persaudaraan antar Banggai bersaudara,” tuturnya. LAH
Komentar