PALU– Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Diah Puspita mengatakan hari ibu momentum menguatkan cinta dan kasih sayang terhadap kaum perempuan dari bentuk kekerasan.
“Seorang ibu rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk merawat anak-anaknya. Kebaikan kita terhadap orang tua belum cukup membalas pengorbanan seorang ibu, sekali pun dengan harta,” kata Diah di Palu, Selasa (20/12/2022), menanggapi peringatan Hari Ibu.
Menurut dia, ibu merupakan seseorang yang memiliki cinta paling tulus untuk anak-anaknya dan hakikatnya, wanita terlahir dengan hati lemah lembut dan tulus.
“Cinta dari seorang ibu juga merupakan cinta yang sejati, sebagai sosok tak pernah mengeluh ketika dirinya harus mengandung selama sembilan bulan dan merawat buah hati,” katanya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya anak menghargai orang tua, dan kaum laki-laki sebagai pelindung dari tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, karena mereka sangat rentan mendapat perlakuan yang tidak sewajarnya.
“Sebagai bentuk penghargaan terhadap kaum ibu, pemerintah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari istimewa ibu sebagai bentuk penghargaan terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya, baik sebagai istri bagi suaminya, untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya,” ujar Diah.
Selain berperan di lingkungan keluarga, katanya, kaum ibu-ibu juga ikut berjuang mengorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan dari kaum penindas negeri sekaligus sebagai penggugah kebangkitan bangsa, penggalang rasa persatuan dan kesatuan, serta penggerak perjuangan bangsa Indonesia.
“Kemerdekaan bangsa, tidak terlepas dari peran perempuan di belakangnya. Kekerasan terhadap perempuan harus diakhiri, dan sebagai negara yang besar sudah sepatutnya kita saling menghargai satu sama lain,” ucap Diah.
Dia juga menilai, Pemkot Palu selama ini secara konsisten menjamin hak-hak perempuan, dan secara masif terus mengampanyekan perlindungan perempuan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, PKK sebagai mitra Pemda mendukung langkah-langkah pemerintah yang dituangkan dalam program dan kegiatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) setempat.
“Saya berharap, dalam lingkungan keluarga saling menyayangi dan mengasihi adalah interaksi yang sangat positif, sekaligus menjadi perekat hubungan suami-istri yang harmonis,” kata Diah. ARA
Komentar