Tekan Inflasi, Pemkot Palu Perluas Sektor Perikanan dan Pertanian

-Utama-
oleh

PALU– Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah memperluas sektor perikanan budidaya ikan air tawar dan pertanian skala kecil menggunakan teknologi hidroponik sebagai upaya menekan laju pertumbuhan inflasi 2023 di ibu kota provinsi itu.

“Sebanyak 10 komoditas berperan strategis dalam menekan inflasi, yaitu dari sektor pertanian dan perikanan,” kata Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid usai rapat inflasi mingguan di Palu, Senin (9/1/2023).

Dia mengemukakan, budidaya ikan air tawar perlu diperluas sehingga tiga bulan ke depan bisa memberikan hasil, termasuk budidaya tanaman sayur-mayur menggunakan metode hidroponik.

Sebab, Kota Palu tidak memiliki memiliki sektor perikanan tangkap yang memadai, sehingga alternatif dilakukan yakni dengan mengembangkan sub sektor perikanan air tawar.

“Jenis ikan didorong untuk dibudidayakan yakni ikan bawal air tawar dan ikan gurame, di luar ikan mujair yang sudah populer dikembangbiakkan di daerah ini. Dia jenis ikan konsumsi ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, sehingga cocok dikembangkan,” tutur Hadianto.

Menurut walikota, menjaga stabilitas komoditas pangan perlu ide-ide kreatif dan inovatif, supaya potensi yang ada di daerah dapat terkelola secara maksimal dan efisien.

Dia mengatakan, Kota Palu pada tahun 2022 menjadi salah satu daerah terbaik dalam melakukan percepatan penanggulangan inflasi dengan capaian inflasi berdasarkan tahun kalender pada Bulan Desember tahun lalu atau Year on Year (YoY) 5,81 persen.

Dia menambahkan, pada sektor pertanian, pihaknya memberdayakan kaum perempuan pada masing-masing kelurahan melalui organisasi Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).

Yang mana, Pemkot Palu membuat rumah hidroponik sebagai pasar segar aneka ragam sayur-sayuran yang dikelola oleh perempuan atau ibu-ibu PKK.

“Pemkot Palu siap memfasilitasi dua sektor tersebut, dengan harapan triwulan pertama tahun ini sudah membuahkan hasil yang prioritasnya untuk membantu pemenuhan konsumsi lokal,” ucap Hadianto.

Dia mengemukakan, intervensi kebijakan lokal juga tidak terlepas dari kesuksesan menekan angka inflasi, sehingga dengan gagasan-gagasan cemerlang langkah ini lebih diperkuat untuk menghadapi ancaman gejolak perekonomian.

Dari upaya pengendalian ini, katanya lagi, sejumlah segmen atau kelompok komoditas mengalami deflasi di antaranya makanan, minuman dan tembakau di kisaran angka 0,30 persen, kemudian pakaian dan alas kaki di bawah 0,3 persen.

“Saya berharap tahun ini deflasi terhadap komoditas lainnya bisa tercapai, sehingga kita memiliki pondasi yang kuat menghadapi ancaman resesi global,” tutur Hadianto. ANT

Komentar