PARIMO– Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Symposium Medical Emergencies and Rapid Response in Peripheral Areas and Medical Legal Protection, di Aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi, Sabtu (21/1/2023).
Kegiatan simposium itu juga dirangkaikan dengan pelantikan Pengurus IDI Parimo periode 2021-2024.
Ketua Panitia Pelaksana, dr Damaris melaporkan, tujuan diselenggarakan kegiatan yaitu untuk menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, melaksanakan organisasi tata laksana IDI, update info tentang kedokteran, dan menjalin silaturahmi untuk memperkuat organisasi.
Darmaris mengatakan, adapun materi yang akan disampaikan pada kegiatan simposium diantaranya adalah gagal ginjal akut pada anak, tata laksana kegawatdaruratan medis dan lain sebagainya.
Dia menyebutkan, peserta yang hadir pada kegiatan ini sekira 150 orang terdiri dari pengurus dan anggota IDI, dokter umum dan dokter spesialis, organisasi profesi kecamatan di wilayah Parimo, serta pihak terkait lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Parimo diwakili Sekretaris, Astar Baturangka dalan sambutannya mengatakan, IDI berkomitmen dalam pembangunan dan memajukan masyarakat di wilayahnya yang sehat.
Astar berharap IDI dapat memberikan sumbangsih dan mendukung program pemerintah untuk mewujudkan Parimo sehat.
“Dalam memberikan pelayanan kesehatan, dokter diwajibkan memberikan pelayanan sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran terkini sesuai dengan ilmu dan profesi masing-masing,” tuturnya.
Astar menuturkan, untuk jumlah anggota IDI yang tersebar di Parimo sebanyak 124 dokter, terdiri dari 26 spesialis dan 98 umum.
Selanjutnya Ketua IDI Wilayah Sulawesi Tengah, dr Moh Akbar menyampaikan selamat telah dilantiknya pengurus IDI Parimo yang baru, walaupun agak terlambat.
Selaku ketua, dia menyatakan mempunyai tujuan bahwa IDI harus hadir di daerah dan bekerja sesuai profesi masing-masing.
Dia menyampaikan, di tengah degradasi organisasi profesi IDI, dimana banyak tantangan seperti yang banyak di media sosial dan media nasional yaitu Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan Omnibus Law.
Dimana kata dia, RUU tersebut ada upaya degradasi semua organisasi profesi kesehatan bukan hanya IDI tetapi juga yang serumpun.
“Secara keseluruhan, kita IDI dan seluruh organisasi profesi mulai dari pusat sampai ke daerah sepakat menolak RUU Kesehatan Omnibus Law. IDI tetap satu, tidak boleh ada IDI-IDI yang lain, dan itu harga mati,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Parimo, Badrun Nggai dalam sambutannya mengatakan, dengan telah dilantiknya pengurus IDI Parigi Moutong diharapkan lebih bersinergi dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dia berharap agar seluruh dokter dapat menangani pasien di rumah sakit atau di puskesmas secara keseluruhan dan jangan monoton.
“Apakah kita di Parigi Moutong sudah menangani semua pasien dengan baik tanpa terlewatkan?. Jangan hanya monoton dalam pelayanan kesehatan, misalnya kalau mengurus stunting hanya stunting terus yang diurus, sementara yang lain terabaikan. Kita berharap jangan terjadi seperti itu,” tuturnya.
Selanjutnya dalam pelantikan itu, dr Mohamad Mansur yang terpilih memimpin IDI Parimo menerima bendera pataka yang diserahkan langsung oleh Ketua IDI Sulteng, dr Moh Akbar. LAH
Komentar