Di HUT ke 51, Basarnas Palu Butuh Tambahan Personel dan Alat Pendeteksi Korban Gempa

-Utama-
oleh

PALU– Basarnas Palu di Sulawesi Tengah saat ini membutuhkan tambahan ratusan personel dalam melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan jika terjadi kondisi membahayakan manusia di wilayah kerjanya.

“Kita mau personel yang banyak,” kata Kepala Basarnas Palu, Andrias Hendrik Johannes kepada sejumlah jurnalis usai memimpin upacara Hari Ulang Tahun ke 51 Basarnas, di halaman depan kantornya, Jalan Elang, Kota Palu, Selasa (28/2/2023).

Andrias Hendrik mengatakan, saat ini personel Basarnas di Sulteng yang ada sebanyak 86 orang, terbagi di enam lokasi, termasuk Kota Palu.

Tiap-tiap lokasi kata dia, ditempatkan minimal lima sampai delapan personel Basarnas.

“Kalau idealnya di Sulteng itu kita butuh sebanyak 500 personel. Nah saat ini kan tidak mencukupi, 100 personel saja belum cukup,” tuturnya.

Selain personel, Basarnas Palu juga membutuhkan satu armada kapal untuk ditempatkan di Teluk Palu mengantisipasi lintasan Selat Makassar dari utara ke selatan karena merupakan jalur pelayaran internasional.

Terkait hal itu, pihak Basarnas Palu telah mengusulkan pengadaan satu armada kapal ke pemerintah pusat untuk ditempatkan di Teluk Palu menggantikan kapal yang rusak akibat dihantam tsunami pada 28 September 2018 lalu.

“Mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi. Kalau kapal yang kami punya saat ini ada satu yang ditempatkan di Luwuk dan Banggai Laut,” ujarnya.

Selain armada kapal, Basarnas Palu juga saat ini sangat membutuhkan alat pendeteksi korban gempa, likuefaksi dan tsunami.

“Ini peralatannya sangat dibutuhkan di Sulteng. Kita tidak bisa mengetahui kalau ada korban dalam reruntuhan bangunan bila tiba-tiba terjadi gempa. Makanya dengan alat ini kita bisa tahu, jadi (alat) ini seperti monitor. Untuk teknologinya belum ada di Indonesia, baru di Jepang dan Amerika,” katanya.

Dia menuturkan, alat pendeteksi korban gempa ini juga sudah disampaikan dan diharapkan oleh Presiden Jokowi saat membuka Rakernas Basarnas di Jakarta bisa terealisasi tahun 2023 ini.

Untuk pengadaan alat pendeteksinya itu kata dia, tergantung anggaran yang ada dari pemerintah pusat karena peralatannya sangat mahal.

KEPALA Basarnas Palu, Andrias Hendrik Johannes foto bersama para undangan usai upacara Hari Ulang Tahun ke 51 Basarnas, di halaman depan kantornya, Jalan Elang, Kota Palu, Selasa (28/2/2023). FOTO: ICHAL/SULTENGTERKINI.ID

Kemudian untuk operasi SAR sendiri di Sulteng, pihak Basarnas Palu mencatat sebanyak 13 laporan insiden kondisi membahayakan manusia dan kecelakaan kapal yang ditangani sejak awal Januari hingga akhir Februari 2023.

Dari data itu, jumlah korban jiwa yang berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan sebanyak 200 orang lebih dan tidak diselamatkan atau masuk kategori hilang itu delapan orang.

Adapun laporan insiden yang masuk ke Basarnas Palu sepanjang 2022 itu sebanyak 67 kasus, baik itu kondisi membahayakan manusia maupun kecelakaan kapal.

Korban jiwa yang berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan selama 2022 sebanyak 1.000 orang lebih dan meninggal 300 orang.

Sementara itu, dalam upacara HUT ke 51 tahun ini, pimpinan berharap personel Basarnas kedepan semakin lebih tanggap terhadap segala kemungkinan yang terjadi, selalu inovatif, menggunakan teknologi informasi untuk pencarian dan pertolongan, sehingga tugasnya diketahui oleh masyarakat. CAL

Komentar