Kejati-Pemprov Sulteng Laksanakan Pasar Murah Jaga Stabilitas Pangan Jelang Ramadan

-Utama-
oleh

PALU– Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan Pemerintah Provinsi (pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) berkolaborasi menggelar pasar murah sebagai upaya menjaga stabilitas harga serta pasokan pangan di daerah yang berlangsung di halaman Kejati Sulteng, Jalan Ahmad Yani, Kota Palu, Jumat (17/3/2023).

“Pasar murah merupakan wujud nyata dari pemerintah dalam mengendalikan inflasi, apa lagi menjelang Bulan Suci Ramadan 1444 Hijriah sangat berpotensi terjadi kenaikan harga,” kata Kepala Kejati Sulteng, Agus Salim di Palu, Jumat.

Dia menyebutkan, ada 11 titik pasar murah yang digelar pada 17-18 Maret di wilayah Kejari di Sulteng bekerjasama dengan masing-masing pemerintah daerah (Pemda).

“Pasar murah dalam rangka menyambut hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan bulan puasa telah dikoordinasikan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sulteng serta Pemda di masing-masing kabupaten/kota,” katanya.

Kepala Dinas Perindag Sulteng, Richard Arnold Djanggola mengatakan, pasar murah tidak hanya memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan pangan dengan harga murah, namun juga memberikan keuntungan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sehingga, lewat giat ini secara tidak langsung pemerintah memfasilitasi kepentingan kedua belah pihak dalam artian pedagang, UMKM dan masyarakat sebagai konsumen untuk memperoleh bahan pangan dengan harga terjangkau.

“Tingginya permintaan di Bulan Ramadan menyebabkan kenaikan harga, sehingga pemerintah melakukan upaya stabilisasi, salah satunya dengan menggelar pasar murah,” jelasnya.

Dia memaparkan, komoditas pangan utama dijual pada pasar murah kali ini terdiri dari beras premium ukuran 5 kilogram dijual seharga Rp50 ribu, gula pasir Rp11 ribu per kilogram, minyak goreng kita Rp12 ribu per liter.

Kemudian minyak goreng Camar Rp13 ribu per liter, Minyak Goreng premium Rp14 ribu per liter dan telur ayam Rp45 ribu per rak.

Ada pula komoditas lainnya, seperti tepung terigu, susu, aneka olahan kue dan minuman kemasan, termasuk elpiji bersubsidi 3 kilogram dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.

“Harga di sini (pasar murah) jauh lebih murah, dibandingkan di pasar-pasar tradisional. Kami juga melibatkan kurang lebih 30 pedagang, pelaku UMKM, termasuk distributor,” ucapnya.

Dia menambahkan, selain itu dari giat ini juga sebagai bentuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi dengan menyediakan barang kebutuhan dasar masyarakat dan adanya stabilitas harga.

“Menjaga agar pasokan dan harga pangan di pasar tetap stabil serta dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menjelang bulan puasa, karena di momen puasa konsumsi masyarakat cenderung naik, bahkan hingga dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasa,” ujarnya. ARA

Komentar