Tiga Bulan Terakhir, Sulteng Dilanda Bencana Hidrometeorologi 47 Kali

-Utama-
oleh

PALU– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 47 kali bencana hidrometeorologi terjadi dalam rentan waktu tiga bulan terakhir sejak Januari hingga Maret 2023 di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Bencana mendominasi yakni banjir. Kami selalu siaga, khususnya daerah-daerah berpotensi maupun memiliki riwayat banjir,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng, Andi Sembiring, di Palu, Jumat (24/3/2023).

Dia menjelaskan, bencana hidrometeorologi terjadi selama periode tiga bulan, banjir terjadi sebanyak 21 kali, diantaranya 15 banjir disebabkan oleh intensitas hujan tinggi dan enam banjir rob karena meluapnya air pasang.

Angin kencang terjadi sebanyak 16 kali, tanah longsor enam kali, gelombang tinggi dua kali, abrasi pantai satu kali, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) satu kali.

“Wilayah yang terdampak banjir meliputi Kabupaten Donggala, Poso, Banggai Kepulauan, Morowoli Utara dan Kota Palu. Wilayah yang terdampak akibat tanah longsor yakni Kabupaten Poso, Donggala, dan Morowali Utara,” ujarnya.

Dia memaparkan, adapun wilayah yang terdampak angin kencang meliputi Kabupaten Banggai Laut, Tolitoli, Donggala, Banggai Kepulauan, Buol, Morowali, Morowali Utara dan Kota Palu.

Sementara itu, gelombang tinggi, abrasi pantai, dan karhutla masing-masing terjadi di Kabupaten Banggai, Banggai Laut, dan Poso.

Pada Januari lalu, sembilan unit rumah rusak berat, lima unit rumah rusak sedang dan 48 rumah rusak ringan.

Jumlah rumah terendam sebanyak 319 unit, termasuk delapan hektare sawah ikut terendam.

“Sementara korban jiwa sebanyak 30 orang dari 300 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Korban mengungsi delapan Kepala Keluarga (KK),” ucapnya.

Lalu, pada Februari empat unit rumah rusak berat, 49 unit rumah rusak sedang, dan 201 unit rumah rusak ringan.

Rumah terendam sekira 291 unit, dua sarana pendidikan, satu sarana rumah ibadah, tiga sarana kesehatan.

“Korban jiwa sebanyak 461 orang dari 196 KK, korban mengungsi satu KK,” kata dia menambahkan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pada Maret tercatat sebanyak 146 unit rumah terendam, satu sarana pendidikan, satu sarana rumah ibadah terendam dan dua unit rumah rusak berat.

Adapun korban luka dua orang dari 50 jiwa warga terdampak, korban memilih mengungsi sebanyak delapan jiwa dari tujuh KK.

“Oleh karena itu penting untuk memperkuat mitigasi secara mandiri, karena bencana sulit diprediksi,” tutur Andi. ARA

Komentar