PALU– Kisah pilu Muhammad Dani alias Wahyu (18), seorang anak laki-laki korban gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah yang viral di media sosial setelah ditemukan berjalan kaki di jalan tol Kota Makassar, terus menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat.
Kini Dani anak yatim piatu itu sudah berada di Kota Palu setelah petugas tol Makassar membantu memulangkannya.
Setibanya di Palu, banyak pihak dari berbagai kalangan yang prihatin dan peduli ingin membantu Dani.
Namun dari sekian banyak pihak yang ingin membantunya, Dani mengaku hanya bersedia tinggal di Kafe Madalle.
Kini Dani mulai betah tinggal di Kafe Madalle milik Sarifuddin Sudding, anggota DPR RI daerah pemilihan Sulteng yang berlokasi di Jalan Nokilalaki, Kota Palu itu.
“Saya senang tinggal disini, banyak temanku,” begitu kata Dani saat ditemui jurnalis media ini di Kafe Madalle, Rabu (5/7/2023).
Dani mengatakan, saat tiba di Palu dirinya sempat dijemput oleh pihak Dinas Sosial saat sudah berada di Kafe Madalle lalu dibawa ke Rumah Singgah di Kecamatan Palu Barat.
Namun sesampainya di Rumah Singgah Dani mengaku hanya difoto-foto, isi formulir, dan diberi beberapa lembar pakaian, setelah itu dia meminta balik lagi ke Kafe Madalle.
“Saya tidak dibina, cuma difoto-foto, isi formulir katanya untuk bantuan, tapi ternyata tidak ada bantuan,” kata Dani menepis kabar jika dirinya dibina oleh Dinas Sosial.
Dani sendiri merupakan anak tunggal dari pasangan Herman dan Sri Utami.
Menurut Dani, kedua orang tuanya meninggal dunia saat gempa dan tsunami melanda Kota Palu pada 28 September 2018 lalu.
Pascagempa, Dani yang hidup sebatang kara itu mengaku lalu diajak dan dibawa oleh seseorang dan tinggal di Kabupaten Parigi Moutong.
Namun tidak berapa lama, Dani kemudian dijemput di Palu oleh yang mengaku tantenya dan dibawa ke Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Tidak lama kemudian, Dani akhirnya memilih kabur dari rumah tantenya di Galesong karena tidak mendapat kasih sayang.
Dengan membawa beberapa lembar pakaian yang dibungkus kain, Dani lalu berjalan kaki melintasi jalan tol menunggu tumpangan kendaraan menuju Kota Palu.
Saat berjalan kaki itulah, Dani kemudian ditemukan oleh petugas tol Makassar hingga akhirnya viral di media sosial.
Dani kini berharap bisa kerja untuk menghidupi kebutuhannya, termasuk melanjutkan sekolahnya yang putus di bangku kelas III SMA saat masih tinggal di Galesong, Sulawesi Selatan.
Pemilik Kafe Madalle pun siap menyekolahkan dan bahkan memberinya pekerjaan sebagaimana harapan Dani.
Sementara itu, pihak Dinas Sosial Kota Palu menyatakan saat ini melakukan asesmen untuk memberikan kebutuhan dasarnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Palu, Susik saat dihubungi dari Palu, Rabu mengatakan pihaknya juga melakukan penelusuran untuk mencari tahu kondisi keluarga kandung dari anak tersebut.
Susik mengungkapkan bahwa anak itu mengaku menjadi yatim piatu akibat gempa besar disertai tsunami dan likuefaksi yang terjadi tahun 2018.
Menurut dia, Dinas Sosial sudah memperoleh dokumen orang tua asuh anak tersebut di Kota Makassar, tetapi mereka belum bisa dihubungi sehingga dinas belum dapat meminta keterangan mengenai penyebab anak tersebut meninggalkan rumah.
Susik mengatakan bahwa Dinas Sosial Kota Palu akan memberikan perlindungan dan pendampingan kepada anak itu sampai dia mendapatkan keluarga asuh.
“Dinsos akan memberikan perlindungan jaminan kesehatan dan pendampingan, dan apabila usianya sudah cukup, kami akan membuatkan dokumen kependudukannya,” kata dia.
Dia menambahkan, anak itu telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan sekarang tinggal di satu kafe di Kota Palu dengan keinginan sendiri.
“Alhamdulillah, kami menawarkan apakah ingin tinggal di sini atau di rumah singgah, tapi anaknya memilih di sini. InsyaAllah akan kami bantu untuk dampingi juga,” kata Nurpatih, perwakilan pemilik Kafe Madalle. ARA/CAL
Komentar