PALU– Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) mengatakan produksi cabai rawit di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencapai 15.744 ton hingga pertengahan 2023, surplus 12.313 ton.
“Produksi komoditas ini (cabai rawit tahun 2022 sebanyak 19.383 ton. Jumlah produksi Januari-Juli tahun ini cukup melimpah,” kata Kepala Dinas TPH Sulteng, Nelson Metubun di Palu, Selasa (11/7/2023).
Dia menjelaskan, rata-rata konsumsi masyarakat terhadap komoditas cabai di Sulteng sebanyak 6.862 ton per tahun dengan jumlah penduduk provinsi ini 3,8 juta lebih, dan jumlah kelebihan produksi atau surplus saat ini mencapai 12.313 ton.
Dari sejumlah komoditas hortikultura yang di tanam petani lokal, komoditas cabai rawit masih mendominasi angka produksi.
“Warga Sulteng masih bergantung pada hasil produksi petani lokal, sehingga sebagian besar produksi petan setempat di jual di pasar lokal,” ujarnya.
Lalu, hasil produksi cabai besar pada periode yang sama sekitar 3.341 ton, bawang merah 1.642 ton dan bawang putih 106 ton.
Dia yakin, produksi cabai rawit hingga Desember mendatang dapat melampaui realisasi produksi tahun sebelumnya, seiring dengan konsistensinya petani menanam komoditas tersebut.
“Lima bulan ke depan, paling tidak petani memproduksi 3.369 ton cabai. Oleh karena itu, Pemerintah daerah (Pemda) mendukung langkah-langkah yang dilakukan petani melalui berbagai bentuk program dalam meningkatkan produktivitas pertanian,” ucap Nelson.
Dia juga mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman produktif, tidak terkecuali cabai sebagai bagian dari urban farming pertanian perkotaan.
Yang mana, tanaman ini memberikan manfaat terhadap upaya pemerintah dalam percepatan pengendalian inflasi daerah, sebagaimana ajakan kepada masyarakat oleh Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura.
“Hasil produksi petani setempat juga dipasarkan ke luar daerah, diantaranya KDI Jakarta, Tarakan Provinsi Kalimantan Utara, Ternate Provinsi Maluku Utara, dan Surabaya Provinsi Jawa Timur,” tuturnya. ARA
Komentar