PALU– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat sebanyak 97 kali bencana alam terjadi di wilayah itu selama periode 1 Januari hingga 12 Juli 2023.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng, Andy A Sembiring di Palu, Kamis (13/7/2023), mengatakan, bencana alam tersebut didominasi banjir.
“Daerah paling banyak mengalami kejadian bencana alam, yakni Kabupaten Poso dengan 16 kali kejadian dan didominasi banjir, yakni sebanyak 11 kali kejadian,” kata A Sembiring.
Dia menjelaskan, dari 97 kejadian bencana alam tersebut, sebanyak 58 kejadian bencana banjir, sembilan kejadian bencana abrasi pantai, dua kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan, 19 kejadian bencana angin puting beliung dan sembilan kejadian bencana tanah longsor.
Berbagai bencana alam tersebut, kata dia, mengakibatkan sebanyak 235 orang mengungsi, dua orang meninggal dunia serta tiga orang mengalami luka-luka.
Selain menyebabkan korban jiwa, dia menuturkan, bangunan rumah warga serta fasilitas umum juga ikut terdampak akibat bencana alam.
“Sebanyak 22 rumah warga mengalami rusak berat, 59 rumah rusak sedang dan 360 rumah rusak ringan,” katanya.
Sementara itu, fasilitas umum juga mengalami kerusakan, yakni 31 sarana fasilitas pendidikan, 27 fasilitas peribadatan, lima fasilitas kesehatan, empat perkantoran, dan 10 unit jembatan.
Dia mengatakan, penting untuk memperkuat mitigasi secara mandiri, karena bencana sulit diprediksi.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Sulteng masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem sepekan ke depan akibat tumbuhnya awan konveksi atau awan hujan di atas laut.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Nur Alim mengatakan, meski sejumlah daerah di Indonesia mulai mengalami kekeringan dampak El Nino, Sulteng justru masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Sebagaimana hasil pemutakhiran data prakiraan cuaca hari ini, BMKG menetapkan status waspada terhadap sembilan daerah di Sulteng dalam tempo dua hari ke depan, yakni Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Banggai, Poso, Tojo Unauna, Parigi Moutong, Sigi, Donggala, dan Kota Palu.
“Pada kondisi ini, kewaspadaan perlu ditingkatkan menyikapi fenomena ini, juga daerah-daerah yang memiliki riwayat bencana hidrometeorologi utamanya kawasan bantaran sungai sebagai antisipasi dampak banjir, longsor di kawasan lereng maupun angin kencang atau puting beliung,” kata dia. ARA
Komentar