Sekkot Sebut Bencana di Palu Sering Terjadi di Lokasi yang Nyaris Sama

-Utama-
oleh

PALU– Walikota Palu diwakili Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Irmayanti Pettalolo secara resmi membuka Desiminasi Hasil Penelitian tentang Social and Solidarity Economy Organizations and Enterprises di sebuah hotel Jalan Zebra, Kecamatan Palu Selatan, pada Selasa (19/9/2023).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Sikola Mombine ini dihadiri Direktur Tim Gender Investment dan Innovation Sasakawa Peace Foundation (SPF) Jepang, Ayaka Matsuno.

Sekkot Irmayanti yang membacakan sambutan tertulis walikota mengucapkan terima kasih atas diselenggarakannya kegiatan tersebut di Kota Palu, kerjasama antara SPF dan Yayasan Sikola Mombine.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menyadarkan sepenuhnya masyarakat dan Pemerintah Kota Palu, bahwa pascabencana 2018 silam, untuk bisa lebih tahu dan peduli terhadap kondisi alam serta sosial ekonomi.

“Serta secara serius kita bisa secara terus menerus berikhtiar untuk memperkuat kapasitas masyarakat Kota Palu beserta kelembagaan ekonomi dan sosialnya, dengan melakukan serangkaian langkah antisipatif dan adaptasi,” kata sekkot.

Agar kata dia, jika terjadi keadaan yang tidak diinginkan seperti bencana alam, maka jumlah korban dapat diminimalisir dan pemulihan ekonomi dapat lebih cepat terjadi.

Menurut sekkot, berdasarkan identifikasi daerah rawan bencana di Kota Palu secara umum sering terjadi setiap tahun secara berulang di lokasi yang nyaris sama.

Walaupun kurang menimbulkan korban, namun menimbulkan kerusakan, seperti jenis bencana klimatologi dan geologi.

Oleh karena itu, upaya pencegahan serta mitigasi pascabencana yang berguna untuk melindungi dan mempersiapkan masyarakat di daerah rawan bencana, sebaiknya dilakukan dan terinternalisasi dalam model perencanaan dini secara efektif.

Hal ini dilakukan, dengan harapan bisa meningkatkan kemampuan pemerintah dan masyarakat untuk siap siaga dalam menghadapi keadaan darurat jika terjadinya bencana, dan memperkuat kapasitas daya lenting ekonomi pascabencana.

“Memperhatikan kondisi pascabencana lima tahun lalu di Kota Palu, maka salah satu upaya antisipatif aktif yang bisa dilakukan yaitu, dengan menyiapkan berbagai langkah dan skenario perencanaan untuk penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat, serta menyiapkan antisipasi pemulihan ekonomi di tengah masyarakat pasca terjadinya bencana,” jelas sekkot.

Untuk mendukung penyusunan dokumen social and economy organizations and enterprises di Kota Palu, diharapkan masyarakat dan para pengambil kebijakan bisa mendapat informasi yang lebih baik tentang kondisi rill menyangkut ekonomi dan sosial, khususnya pascabencana.

Karena itu sangat diperlukan konsep dan pendekatan yang spesifik berbasis data dan informasi lapangan, khususnya pengalaman pengimplementasiannya secara baik.

Sehingga bisa membuat strategi peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana secara sekaligus, yang berlangsung secara sistematis, tepat, dan dapat dilaksanakan sesuai kultur dan kemampuan kapasitas masyarakat Kota Palu itu sendiri.

“Harapannya, dengan desiminasi hasil penelitian ini, maka output yang dihasilkan berupa terpetakannya secara baik berbagai potensi masyarakat serta berbagai masalah, sasaran, dan upaya strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dan sosial ekonomi pasca lima tahun bencana, benar-benar dapat terimplementasi semakin membaik,” tuturnya. */HNY

Komentar