Sembilan Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Sering Tak Disadari

-Kesehatan, Utama-
oleh

JAKARTA– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sekitar 422 juta orang di dunia mengidap diabetes, sebagian besar tercatat di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Seiring dengan tingginya prevalensi kasus, angka kematian juga tercatat melampaui 1,5 juta orang setiap tahunnya.

Diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Jika tidak ditangani lebih lanjut, bisa menyebabkan komplikasi serius yang berdampak pada kerusakan organ lain termasuk jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.

Jenis diabetes paling umum merupakan diabetes tipe 2. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada kelompok dewasa, membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin. Dalam 3 dekade terakhir, prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat secara drastis di negara-negara dengan semua tingkat pendapatan. Seluruh negara menargetkan untuk menekan kasus diabetes dalam kesepakatan secara global, maksimal di 2025.

Diabetes tipe 2 bisa terjadi secara bertahap, dan gejalanya cenderung ringan pada fase awal. Akibatnya, banyak orang mungkin tidak menyadari dirinya terkena diabetes tipe 2.

Berikut tanda dan gejala awal diabetes tipe 2 yang sering tidak disadari:

1. Sering Buang Air Kecil

Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal mencoba membuang kelebihan gula dengan menyaringnya keluar dari darah. Hal ini dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sering buang air kecil, terutama pada malam hari.

2. Kerap Merasa Haus

Sering buang air kecil yang diperlukan untuk menghilangkan kelebihan gula dari darah dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak air. Seiring berjalannya waktu, hal ini memicu dehidrasi dan membuat seseorang merasa lebih haus dari biasanya.

3. Mudah Lapar

Pengidap diabetes seringkali tidak mendapatkan energi yang cukup dari makanannya.

Sistem pencernaan memecah makanan menjadi gula sederhana yang disebut glukosa, digunakan tubuh sebagai bahan bakar. Pada pengidap diabetes, glukosa yang berpindah dari aliran darah ke sel-sel tubuh, tidak mencukupi.

Akibatnya, pengidap diabetes tipe 2 sering kali merasa lapar terus-menerus, tidak peduli seberapa lama mereka makan.

4. Kelelahan

Diabetes tipe 2 dapat memengaruhi tingkat energi seseorang dan menyebabkan mereka merasa lelah.

Kelelahan akibat diabetes terjadi karena kurangnya gula yang berpindah dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

5. Penglihatan Kabur

Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Hal ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata.

Kadar gula darah yang tinggi juga bisa menyebabkan pembengkakan pada lensa mata. Hal ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, tetapi akan membaik ketika kadar gula darah menurun.

Jika pengidap diabetes tidak diobati, kerusakan pada pembuluh darah ini bisa menjadi lebih parah, dan pada akhirnya bisa terjadi kehilangan penglihatan permanen.

6. Lambatnya Penyembuhan Luka

Kadar gula yang tinggi dalam darah dapat merusak saraf dan pembuluh darah tubuh sehingga mengganggu sirkulasi darah. Akibatnya, luka kecil sekalipun mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk sembuh. Penyembuhan luka yang lambat juga meningkatkan risiko infeksi.

7. Kesemutan atau Mati Rasa

Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan merusak saraf. Pada pengidap diabetes tipe 2, hal ini dapat menyebabkan nyeri atau sensasi kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.

Kondisi ini dikenal sebagai neuropati. Penyakit tersebut memburuk seiring berjalannya waktu dan menyebabkan komplikasi lebih serius jika seseorang tidak mendapatkan pengobatan untuk diabetesnya.

8. Bercak Kulit Lebih Gelap

Bercak kulit lebih gelap yang terbentuk di lipatan leher, ketiak, atau selangkangan juga bisa disebabkan oleh diabetes. Tambalan ini mungkin terasa lembut dan lembut.

Kondisi kulit ini dikenal dengan nama acanthosis nigricans.

9. Gatal dan infeksi jamur

Kelebihan gula dalam darah dan urine ‘bak’ makanan bagi jamur, dapat menyebabkan infeksi. Infeksi jamur cenderung terjadi pada area kulit yang hangat dan lembap, seperti mulut, area genital, dan ketiak.

Daerah yang terkena biasanya terasa gatal, tetapi seseorang mungkin juga mengalami rasa terbakar, perubahan warna kulit, dan nyeri.

(sumber: detik.com)

Komentar