PALU– Pemilihan Legislatif pada 14 Februari 2024 lalu di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) diduga diwarnai kecurangan dan money politic.
Salah satu yang merasakan dampak dari dugaan kecurangan pada Pemilu 2024 itu adalah calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nomor Urut 1 Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tengah, Sakinah Aljufri.
Akibatnya, Sakinah Aljufri yang saat ini masih duduk sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024 gagal kembali ke Senayan lantaran berada di urutan kesembilan perolehan suara untuk Caleg DPR RI Dapil Sulteng.
Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Sakinah Aljufri, Edi Setiawan saat konferensi pers di Palu, Rabu (20/3/2024) malam.
Menurutnya, Sakinah sebenarnya bisa meraih suara lebih dari yang ditetapkan oleh KPU sebanyak 56.365 atau lebih dari 100.000 suara caleg PKS secara keseluruhan.
“Namun temuan kami di lapangan, suara ibu Sakinah tergerus oleh cara-cara yang tidak demokratis seperti adanya money politic di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai yang sampai saat ini masih bergulir,” tuturnya.
Belum lagi, adanya temuan Bawaslu Sulteng yang telah diproses ke Posko Gakkumdu yang juga terkait upaya-upaya money politic berupa bagi-bagi sembako atau bantuan sosial (bansos) di wilayah Kota Palu.
Termasuk kata Edi, perbedaan jumlah suara dari Sakinah di TPS, dengan suara yang terinput di website Siekap milik KPU.
“Padahal saksi-saksi kami di tiap TPS ada semua, tapi kok berbeda suara yang ada di form C1 dengan yang disampaikan resmi oleh KPU,” katanya.
Meski demikian, pihak Sakinah Aljufri sudah legowo, namun mengaku tetap harus membuka hal ini ke masyarakat agar menjadi edukasi, sehingga praktik curang semacam ini tidak terjadi lagi di Pemilu mendatang.
Edi juga menyampaikan ucapan terima kasih dari Sakinah kepada masyarakat yang telah memberikan hak suaranya pada Pemilu 2024 lalu tanpa ada imbalan sepeserpun.
Ucapan terima kasih dari Sakinah juga disampaikan kepada seluruh petugas KPPS, PPK serta para saksi maupun rekan-rekan yang berpartisipasi dalam proses Pemilu 2024.
Pihaknya berharap gakkumdu maupun bawaslu bisa mengusut tuntas seluruh pelanggaran yang telah dilaporkan, sehingga dapat menimbulkan efek jera kepada para pelaku money politic.
“Bukan hanya pelaku di tingkat bawah saja, tapi otak pelakunya (yang menyuruh) juga diproses. Secara khusus Ibu Sakinah juga prihatin kepada para petugas-petugas kita di lapangan yang sakit bahkan meninggal, hanya untuk mengawal proses perhitungan suara,” tuturnya.
Sementara dalam kesempatan itu, sejumlah relawan menamakan diri Barisan Sakinah Aljufri mendeklarasikan diri untuk mendorong Sakinah Aljufri maju bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Tengah November 2024 mendatang.
Deklarasi yang ditandatangani sejumlah lembaga organisasi ini dibacakan oleh Maida Sita, dari Libu Mombine To GaraKaili.
“Kami menyatakan sikap mendukung dengan sepenuhnya Ibu Hajjah Sakinah Aljufri ikut dalam pemilihan kepala daerah Provinsi Sulawesi Tengah,” tegasnya.
Ada beberapa alasan dukungan kepada Sakinah Aljufri diantaranya selama ini kinerjanya sebagai anggota legislatif sudah terbukti.
Berbagai peningkatan layanan baik di bidang pendidikan, kesehatan, destinasi wisata, pemuda dan olahraga sertab ekonomi UMKM di Sulteng telah turut diwujudkan Sakinah.
Menurut Maida, Sulteng saat ini butuh pemimpin berdedikasi tinggi, cerdas, peduli serta religius, yang seluruhnya ada pada Sakinah Aljufri.
Adapun sejumlah lembaga yang ikut mendeklarasikan diri masuk ke dalam Barisan Sakinah Aljufri yakni Aliansi Perempuan Peduli Indonesia Sulteng, Serikat Perempuan Lembah Palu, Sejadah Kota Palu, Gerakan Masyarakat Alkhairat, Libu Mombine To Kaili Sulteng, Forum Kaili Bersatu, Garda 99 Asmaul Husna dan Ulubatli Hasan. */CAL
Komentar